Meulaboh (Antaranews Aceh) - Masyarakat dan nelayan di Kabupaten Aceh Singkil, Provinsi Aceh mengeluh terhadap kondisi muara Kuala Gabi yang terus dangkal karena terjadi sedimentasi mulut muara sungai di kawasan setempat.
Sementara itu, proyek pekerjaan pengerukan yang telah dikerjakan pemerintah daerah tidak sempurna.
"Muara Kuala Gabi di Pulo Sorok, Kecamatan Singkil kembali dangkal sehingga armada nelayan bisa lancar keluar dan masuk hanya ketika pasang laut," kata Kani, salah seorang tokoh nelayan Pulo Sorok, di Aceh Singki, Kamis.
Kuala Gabi merupakan muara yang merupakan jalur lintasan utama keluar masuknya armada nelayan maupun armada kapal motor angkutan penumpag ke pulau - pulau terluar di Aceh Singkil, padahal sudah pernah dilakukan normalisasi berupa pengerukan mulut muara tersebut.
"Kapal nelayan maupun penumpang penyeberangan lintasan Pulau Banyak - Singkil sudah tiga bulan ini kembali mengalami kesulitan saat hendak keluar maupun masuk ke pelabuhan tradisional bongkar muat di Tangkahan," katanya.
Dia mengatakan, menanti pasang air laut adalah solusi sementara memudahkan kapal keluar maupun masuk yang menggunakan lintasan muara itu, namun kalau air laut di muara surut, perahu nelayan terpaksa menunggu sampai datangnya pasang laut.
Di daerah itu ada dua lokasi pelabuhan bongkar muat barang dan penumpang yang harus melewati pintu muara sungai tersebut, seperti pelabuhan bongkar muat di lokasi jembatan tinggi dan pelabuhan lokasi perusahaan PT Socfindo lama.
Untuk keselamatan kapal dan penumpang disaat tidak terjadi pasang air laut, kapal motor nelayan terpaksa meminta izin ke Syahbandar untuk bersandar di Pelabuhan Cargo, selanjutnya jika terjadi pasang air laut barulah armada nelayan masuk ke pelabuhan untuk bongkar muat.
"Kami meminta Pemkab Aceh Singkil mengeruk kembali mulut muara. Kuala sudah dangkal meski baru dikerjakan setahun lalu, atau diperbaiki Kuala Gabi yang berada persis di sebelah pelabuhan kargo," kata tokoh nelayan Singkil itu.
Pembukaan pintu kuala itu telah dilakukan dengan pengerukan lokasi pesisir muara laut yang menembus lokasi baru menuju pelabuhan bongkar muat barang yang dikerjakan pada September 2017 melalui pembiayaan tanggap darurat senilai Rp400 juta.
Pekerjaan berupa pengerukan sedalam lima meter dan lebar 25 - 30 meter dilakukan dengan excavator, material diangkut dengan dua boat nelayan berjarak sekira 200 meter dari pintu kuala yang lama.
Nelayan Aceh Singkil keluhkan dangkalnya muara
Kamis, 13 September 2018 17:51 WIB