Pekanbaru (ANTARA) - Lembaga Adat Melayu Riau (LAMR) menyatakan akan tetap mendampingi Ustaz Abdul Somad berkaitan dengan kasus yang dituduhkan kepada tokoh yang akrab disapa UAS tersebut baru-baru ini.
“Pasalnya, selain pengurus LAMR, UAS menyandang gelar adat kehormatan Melayu Riau, Datuk Seri Ulama Setia Negara,” kata Ketua Umum Majelis Kerapatan Adat (MKA) LAMR, Datuk Seri Al Azhar, dalam pernyataan pers di Pekanbaru, Senin.
Datuk Al Azhar menyampaikan hal tersebut didampingi oleh Ketum Dewan Pimpinan Harian (DPH) LAMR Datuk Seri Syahril Abubakar, menanggapi gencarnya pemberitaan tentang tuduhan UAS menista agama tertentu yang sampai dilaporkan ke kepolisian.
Baca juga: Ustad Abdul Somad resmi dilaporkan ke Polda NTT
Baca juga: Wapres Jusuf Kalla minta Abdul Somad klarifikasi ceramah tentang salib
Datuk Al Azhar menyatakan LAMR memiliki sumber daya yang memadai untuk mendampingi UAS dalam kasus tersebut. Organisasi ini misalnya, juga memiliki Lembaga Badan Hukum (LBH) yang siap sedia mendampingi UAS dalam persoalan hukum.
Menurut dia, Datuk Seri Abdul Somad telah membuat klarifikasi terhadap tuduhan yang ditujukan kepadanya. Selain itu, materi yang dipermasalahkan terjadi tiga tahun lalu dan dibentangkan secara eksklusif.
"Atas dasar itu, kami justru mempertanyakan mengapa baru sekarang materi ceramah UAS dipermasalahkan, setelah tiga tahun terjadi, apalagi ceramah itu bersifat eksklusif (tertutup),” katanya.
Datuk Seri Syahril Abubakar menambahkan, atas dasar itu pula pihaknya menduga bahwa ada kepentingan lain di balik mempermasalahkan ceramah UAS tersebut.
Baca juga: Wapres Jusuf Kalla minta Abdul Somad klarifikasi ceramah tentang salib
"Tapi kami yakin, berbagai pihak masih memiliki niat baik agar masalah ini tidak merusak hubungan harmonis anak bangsa, sehingga bisa diselesaikan secara baik," ujarnya.
Pihak UAS juga sudah melakukan klarifikasi bahwa hal tersebut disampaikan untuk menjawab pertanyaan jamaah tentang Nabi Isa dan patung menurut Islam. UAS menjawab pertanyaan jamaah tersebut di dalam kajian tertutup, di Masjid Raya Annur Pekanbaru, di kajian rutin setiap Sabtu subuh, bukan tabligh akbar di lapangan terbuka atau di televisi.Sellain itu, sudah lebih tiga tahun tidak lagi ada kajian subuh rutin di Masjid Raya Annur, artinya video itu dari kajian lama sebelum “viral” pada bulan Agustus ini.
Baca juga: MUI: Kedepankan musyawarah soal polemik Abdul Somad