Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Aceh Tamiang mengaku, sedang mengejar target dalam merealisasikan pembangunan 10 unit bank sampah yang berfungsi sebagai salah satu alternatif dalam memilah dan pengolahan 30 ton sampah dihasilkan setiap hari.
"Rencana kita, minimal 10 bank sampah harus terbentuk hingga akhir tahun ini. Dalam tiga bulan ini, akan kita kejar itu," ujar Kepala DLH Aceh Tamiang, Sayed Mahdi di Kualasimpang, Jumat.
Ia mengaku, upaya tersebut harus segera direalisasikan mengingat sekitar 30 ton sampah per hari yang ditampung di Tempat Pembuangan Akhir (TPA), Kampung (Desa) Durian, Kecamatan Rantau belum terpisah.
Bank sampah unit ini bakal dibangun yang tersebar di setiap kecamatan, dan diyakini bakal berguna terutama bagi sekolah-sekolah setempat karena menjadi pusat pemilahan sampah organik maupun anorganik.
"Ini target kita yang belum terealisasi. Kalau target lain sampah, seperti pembersihan, pengangkatan, pengangkutan, dan pembuangan kini sudah berjalan," terang dia.
Dia mengatakan, hingga kini baru terbentuk satu bank sampah induk yang disertai dengan unit-unitnya sebagai pusat pemilahan dan pengolahan sampah di Aceh Tamiang.
"Selama 17 tahun Aceh Tamiang dimekarkan dari kabupaten induk Aceh Timur di 2002, sama sekali belum memiliki bank sampah," katanya.
Bupati Aceh Tamiang, Mursil menyebutkan tahun ini dalam suatu kesempatan sangat memperhatikan masalah sampah terutama di Kualasimpang sebagai ibu kota kabupaten perbatasan Aceh-Sumatera Utara.
"Saya akan sampaikan kepada ibu-ibu PKK agar menggerakkan program disiplin dalam membuang sampah," tambahnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2019
"Rencana kita, minimal 10 bank sampah harus terbentuk hingga akhir tahun ini. Dalam tiga bulan ini, akan kita kejar itu," ujar Kepala DLH Aceh Tamiang, Sayed Mahdi di Kualasimpang, Jumat.
Ia mengaku, upaya tersebut harus segera direalisasikan mengingat sekitar 30 ton sampah per hari yang ditampung di Tempat Pembuangan Akhir (TPA), Kampung (Desa) Durian, Kecamatan Rantau belum terpisah.
Bank sampah unit ini bakal dibangun yang tersebar di setiap kecamatan, dan diyakini bakal berguna terutama bagi sekolah-sekolah setempat karena menjadi pusat pemilahan sampah organik maupun anorganik.
"Ini target kita yang belum terealisasi. Kalau target lain sampah, seperti pembersihan, pengangkatan, pengangkutan, dan pembuangan kini sudah berjalan," terang dia.
Dia mengatakan, hingga kini baru terbentuk satu bank sampah induk yang disertai dengan unit-unitnya sebagai pusat pemilahan dan pengolahan sampah di Aceh Tamiang.
"Selama 17 tahun Aceh Tamiang dimekarkan dari kabupaten induk Aceh Timur di 2002, sama sekali belum memiliki bank sampah," katanya.
Bupati Aceh Tamiang, Mursil menyebutkan tahun ini dalam suatu kesempatan sangat memperhatikan masalah sampah terutama di Kualasimpang sebagai ibu kota kabupaten perbatasan Aceh-Sumatera Utara.
"Saya akan sampaikan kepada ibu-ibu PKK agar menggerakkan program disiplin dalam membuang sampah," tambahnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2019