Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Aceh menyatakan, perlu menyatukan bahasa demi menjaga kerukunan antarumat beragama di daerah perbatasan khususnya Aceh-Sumatera Utara, dan Indonesia pada umumnya dewasa ini.

"Satukan bahasa demi kerukunan umat beragama. Mari bersama-sama menjaga, dan merawat kerukunan umat beragama untuk Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) tetap jaya. Indonesia begitu luasnya dari Sabang hingga Merauke dengan beragam budaya dan agama," ucap Kepala Kantor Wilayah (Kanwil) Kementerian Agama (Kemenag) Provinsi Aceh, Daud Pakeh di Kualasimpang, Selasa.

Hal tersebut disampaikannya saat dialog lintas agama antartokoh di dua provinsi, yakni Aceh dan Sumatera Utara yang dihadiri berbagai pemangku kepentingan termasuk TNI/Polri dan pejabat terkait.

Ia menyarankan, agar semua masyarakat yang tinggal di daerah perbatasan terutama antarprovinsi bisa saling memelihara dan menjaga kerukunan umat beragama.

Untuk memeliharanya, kata dia, maka setiap kegiatan keagamaan harus terbuka supaya diketahui masyarakat luas, sehingga mereka tahu apa yang sedang dilakukan.

"Kalau kita bisa rukun, akur, dan kompak. Jika ada percikan api yang mau membakar pun, kita tidak terbakar," kata Daud.

Bupati Aceh Tamiang Mursil yang diwakili oleh Sekretaris Daerah Aceh Tamiang, Basyaruddin ketika membuka dialog tersebut mengaku, selama ini terbangun keharmonisan yang baik lintas agama di kabupaten berjuluk "Bumi Sedia Muda".

"Sejak kecil, tempat tinggal saya bertetangga dengan umat nasrani, namun aman, saling menghargai, dan membantu. Pemerintah juga komit untuk menjaga kerukunan umat beragama," tuturnya.

Ia mengatakan, sebagai daerah yang berbatasan langsung dengan Provinsi Sumatera Utara, namun di Kabupaten Aceh Tamiang tergolong kondusif dari konflik agama.

Di kabupaten ini, lanjutnya, juga langka terjadi gesekan antar suku. Apalagi yang menjurus kepada intoleran beragama, seperti di daerah perbatasan Aceh lainnya.

"Sejauh ini Aceh Tamiang aman-aman saja. Meski berbatasan langsung dengan provinsi tetangga Sumatera Utara, tak pernah ada gejolak konflik agama apapun. Semua baik-baik saja," kata Basyaruddin.

Kasdim 0117/Aceh Tamiang Mayor Inf A Yani, Ketua MPU Ilyas Mustawa, dan Kepala Kesbangpol Linmas Aceh Tamiang Rudiyanto sepakat menyatakan, untuk konflik agama sampai merenggut korban jiwa seperti yang pernah terjadi di Aceh Singkil belum pernah terjadi, dan melainkan sangat kondusif.

Dialog lintas agama antar tokoh di dua provinsi ini juga menghadirkan Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB), yakni Ketua FKUB Aceh Nasir Zalba dan Ketua FKUB Sumatera Utara Maratua Simanjuntak.
 

Pewarta: Muhammad Said

Uploader : Salahuddin Wahid


COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2019