Menikmati kopi seakan sudah membudaya di Aceh, sehingga disebut-sebut dengan daerah "sejuta warung kopi", karena sangat mudah menemukannya di "Tanoh Rencong".

Siapa saja yang datang ke Aceh rasanya belum afdal apabila belum menikmati sedikitnya segelas kopi.

Menikmati kopi dengan gula pasir mungkin sudah biasa disuguhkan di Aceh bahkan di Indonesia, namun kopi yang diracik dan dikombinasikan air nira (ie jok) akan menimbulkan aroma dan rasa yang berbeda dari biasanya.

Baca juga: Soal Pengelolaan Kopi, Gayo Masih Yang Terbaik Di Indonesia

Junaidi Ab (47) salah seorang warga Desa Padang Kleng, Kecamatan Teunom, Kabupaten Aceh Jaya, sudah hampir 3 tahun berjualan kopi nira (ie jok) yang hingga saat ini mampu menumbuhkan perekonomian keluarganya.

Meskipun warungnya masih bergaya klasik namun tetap enak untuk bersantai karena berada di pinggir jalan nasional tepatnnya di simpang masuk menuju Kecamatan Pasie Raya, Aceh Jaya.

Baca juga: Bupati Aceh Tengah Ingin Festival Kopi Mobil Digelar Setiap Tahun

"Biasa untuk satu gelas kecil harganya Rp5.000 itu untuk yang panas, sedangkan kopi nira dingin Rp10.000," ujar Junaidi saat disambangi Antara beberapa waktu lalu.

Ia menyampaikan, untuk pelanggan tidak hanya datang dari masyarakat sekitar dan warga Aceh Jaya, namun dari luar Aceh Jaya juga ada yang datang.

"Bagi yang sudah pernah mampir pasti nanti mampir lagi, biasa dari Banda Aceh saat lewat mampir, juga dari Meulaboh pasti ada yang mampir," tutur Junaidi.

Junaidi menyampaikan, untuk air nira sendiri memang sudah ada langganan sendiri di daerah tersebut, sehingga memudahkannya dalam meracik kopi.

"Air nira sendiri tidak serta merta langsung dituang dalam kopi, sebelum itu sudah dimasak terlebih dahulu agar tidak asam dan aromanya pun enak," jelasnya.

Junaidi menyampaikan bahwa dalam sehari mampu menghabiskan sekitar 15-20 liter air nira (ie jok) untuk dicampur dengan kopi.

"Untuk menunya tidak hanya dengan kopi hitam saja, namun juga bisa diseduh dengan minuman saset lainnya seperti milo, whitekopi dan juga nescafe bahkan air nira panas sendiri juga bisa," tuturnya.

Jubaidi menuturkan, untuk pendapatannya perhari juga tidak menentu terkadang banyak dan juga terkadang juga cukup untuk menutupi kebutuhan keluarga.

"Pendapatan tidak menentu terkadang ada Rp500 ribu ada juga sampai Rp1 juta perhari tergantung pelanggan juga, yang paling penting kita mau berusaha rezeki sudah Allah yang atur," tutup Junaidi.

Pantauan Antara, sejumlah pengujung terlihat betah untuk duduk di warkop tersebut, karena selain bergaya klasik warkopnya juga sudah terpasang wifi, sehingga tidak hanya orang tua saja namun anak muda terlihat rame yang mengunjungi warung tersebut.

Pewarta: Arif Hidayat

Editor : Heru Dwi Suryatmojo


COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2019