Jakarta (ANTARA) - Dunia pendidikan Indonesia ternoda karena insiden meninggalnya seorang taruna Sekolah Tinggi Ilmu Pelayaran (STIP) Marunda, Jakarta. Ironisnya, kuat dugaan korban meninggal setelah dianiaya oleh seniornya.
Hal ini menunjukkan aksi perpeloncoan masih terjadi di lembaga pendidikan di Jakarta Utara itu, meski secara institusi diklaim sudah ditiadakan.
Kepolisian mengungkapkan bahwa taruna bermama Putu Satria Sananta Rustika, tewas akibat kekurangan oksigen ke saluran vital usai dianiaya oleh pelaku berinisial TRS pada Jumat (3/5).
"Setelah dipukul lima kali di bagian ulu hati, korban jatuh pingsan dan senior berusaha menarik lidahnya tapi tindakan itu membuat aliran oksigen ke organ vital terhambat sehingga menyebabkan korban tewas," kata Kapolres Metro Jakarta Utara Kombes Polisi
Gidion Arif Setyawan di Jakarta, Sabtu.
Ia mengatakan, hasil dari autopsi yang dilakukan terhadap jasad korban ditemukan ada luka di ulu hati korban yang menyebabkan pecahnya jaringan paru.
Baca juga: Kodam Iskandar Muda dalami oknum tentara diduga keroyok warga di Banda Aceh
Selain itu ada luka lecet di bagian mulut korban yang diduga sebagai upaya yang dilakukan tersangka untuk menyelamatkan korban tapi malah mempercepat kematian korban.
Nyawa korban tidak bisa diselamatkan karena tidak mendapatkan pertolongan darurat secepatnya. Upaya penyelamatan tidak sesuai prosedur dan korban yang menderita pukulan sebanyak lima kali dari tersangka berinisial TRS.
Kronologi taruna STIP tewas akibat dianiaya seniornya
Minggu, 5 Mei 2024 12:08 WIB