Badan Penanggulangan Bencana Aceh (BPBA) mencatat sejak dua pekan terakhir sejumlah kabupaten di wilayah provinsi Aceh telah delapan kali mengalami bencana banjir, akibatnya ratusan rumah warga, sejumlah tempat ibdahan, sekolah dan sarana kesehatan ikut terendam.

 

Kepala Pelaksana BPBA, Sunawardi mengatakan hingga saat ini tercatat sebanyak tujuh kabupaten yang direndam banjir, diantaranya seperti Aceh Jaya, Nagan Raya, Aceh Singkil, Simeulue, Aceh Utara, dan Bireuen. Dan perkiraan kerugian sementara akibat banjir itu bernilai sekitar Rp1,1 milliar. 

 

"Ini baru data prediksi sementara. Nanti kalau kita hitung berapa lahan terendam, kemudian berapa tanaman tidak bisa panen maka pasti (kerugian) akan bertambah," katanya di Banda Aceh, Jumat.

 

Dia menjelaskan, bencana banjir tersebut merendamkan sebanyak 406 rumah warga, empat gedung sekolah, satu sarana ibadah, dua sarana kesehatan yakni pusat kesehatan masyarakat, dan dua jembatan. 

 

Kata dia, banjir telah terjadi sejak dua pekan terakhir, dimulai dari kabupaten Simeulue. Kemudian diikuti beberapa kabupaten di wilayah barat selatan Aceh serta wilyah pantai timur Aceh.

 

"Akibatnya ada 3.579 warga dari 1.476 kepala keluarga di enam kabupaten yang terdampak dari banjir. Kalau sekolah yang terendam banjir itu aktivitasnya diliburkan," kata dia.

 

Sunawardi mengatakan banjir yang melanda wilayah Aceh tersebut disebabkan karena intensitas hujan yang tinggi. Untuk wilayah pantai barat selatan Aceh mulai dari Aceh Jaya hingga Aceh Selatan, debit air sungai yang bermuara ke laut maka dilimpahkan kembali ke daratan, karena air laut di wilayah itu juga tinggi.

 

"Kalau di Aceh Utara dan Bireuen itu banjir kiriman dari hulu. Sejauh ini tim BPBD selalu berkoordinasi dengan kita untuk penanggulangan banjir ini," kata dia.

Pewarta: Khalis Surry

Editor : Azhari


COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2019