Kalangan petani tambak budi daya di Kota Banda Aceh mengeluhkan turunnya harga kepiting soka yang sebelumnya Rp105 ribu kini  menjadi Rp90 ribu per kilogram.

Zulfan (48), petani tambak budi daya kepiting soka, di Banda Aceh, Rabu, mengatakan, turunnya harga kepiting soka terjadi sejak sebulan terakhir. Harga turun karena dipengaruhi faktor ekspor.

"Sebelumnya, ekspor kepiting soka melalui Medan. Tapi kini harus ke Jakarta. Walau ekspor harus melalui Jakarta, kami tetap kirim ke Medan. Kami tidak punya jaringan langsung. Mungkin, kalau kirim langsung, harga bisa bagus," kata Zulfan.

Zulfan sudah melakoni budi daya kepiting soka sejak beberapa tahun lalu. Lokasi budi daya kepiting soka dilakukannya di Gampong Cot Lamkeuweuh, Kecamatan Meuraxa, Kota Banda Aceh.

Kendati harga turun, lanjut Zulfan, dirinya tidak mengurangi produksi dengan pengiriman kepiting ke agen di Medan. Pengiriman dilakukan setiap tiga hari dengan jumlah mencapai 130 kilogram.

Hanya saja saat ini, sebut Zulfan, produksi kepiting soka sedikit terganggu karena perubahan cuaca. Apalagi sejak beberapa pekan terakhir sering terjadi hujan, sehingga mempengaruhi perkembangan bibit. 

"Untuk musim panen ini, kami hanya menghabiskan bibit yang sudah ada, menunggu cuaca normal kembali. Jika dipaksakan, kami akan mengalami kerugian," kata Zulfan.

Terkait bibit, Zulfan menyebutkan benih kepiting soka harus didatangkan dari luar daerah. Bibit kepiting soka harus didatangkan dari Panton Labu, Aceh Utara. 

"Itu pun terkadang sulit mendapatkan bibit. Kami membutuhkan bibit 1,2 ton untuk sekali panen atau per 15 hari sekali. Harga bibit Rp53 ribu per kilogram," sebut Zulfan.

Pewarta: M.Haris Setiady Agus

Editor : Azhari


COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2019