Konflik gajah liar di Kabupaten Bener Meriah Provinsi Aceh yang terus berlarut sejak tahun 2011 ternyata telah banyak menimbulkan korban jiwa.
Reje (Kepala) Kampung Rime Raya, Kecamatan Pintu Rime Gayo, Bener Meriah, Muklis di Redelong, Rabu mengatakan saat ini tercatat sudah delapan orang di kecamatan tersebut meninggal dunia akibat berbagai insiden dengan kawanan satwa dilindungi itu sejak delapan tahun terakhir.
Baca juga: Gajah rusak 14 unit rumah warga di Bener Meriah
"Itu korban jiwa yang kami ketahui sejak 2011. Kemarin dengan media lain saya salah sebut, saya bilang 5 korban jiwa, padahal sudah 8 korban," kata Muklis.
Muklis menuturkan kawanan gajah liar tersebut selama ini juga terus mendatangi rumah-rumah warga di sana setiap tahunnya.
Baca juga: Konflik gajah terus berlarut di Bener Meriah, 15 rumah rusak sejak Juli 2019
Saat ini khusus di wilayah Kampung Rime Raya saja kata dia sudah sebanyak 14 rumah warga yang didatangi dan dirusak oleh kawanan hewan bertubuh besar itu hanya dalam dua pekan terakhir.
"Itu total rumah warga yang didatangi dan dirusak oleh gajah liar baru-baru ini. Kebanyakan hanya rusak ringan. Kalau rusak berat ada 4 rumah," tutur Muklis.
"Kalau lahan warga sudah ratusan hektare yang rusak. Itu kita hitung sejak bertahun-tahun. Karena gajah ini tiap tahun pasti datang," ujarnya lagi.
Muklis menjelaskan bahwa selama ini warga disana hanya bisa melakukan antisipasi dengan menyalakan petasan jika kawanan satwa dilindungi itu mulai mendekati pemukiman penduduk.
"Warga di sini jaga malam. Jadi kami secara bergantian melakukan ronda tiap malam untuk mengantisipasi kedatangan gajah di kampung kami. Cuma kadang kami kehabisan mercon," tutur Muklis.
COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2019
Reje (Kepala) Kampung Rime Raya, Kecamatan Pintu Rime Gayo, Bener Meriah, Muklis di Redelong, Rabu mengatakan saat ini tercatat sudah delapan orang di kecamatan tersebut meninggal dunia akibat berbagai insiden dengan kawanan satwa dilindungi itu sejak delapan tahun terakhir.
Baca juga: Gajah rusak 14 unit rumah warga di Bener Meriah
"Itu korban jiwa yang kami ketahui sejak 2011. Kemarin dengan media lain saya salah sebut, saya bilang 5 korban jiwa, padahal sudah 8 korban," kata Muklis.
Muklis menuturkan kawanan gajah liar tersebut selama ini juga terus mendatangi rumah-rumah warga di sana setiap tahunnya.
Baca juga: Konflik gajah terus berlarut di Bener Meriah, 15 rumah rusak sejak Juli 2019
Saat ini khusus di wilayah Kampung Rime Raya saja kata dia sudah sebanyak 14 rumah warga yang didatangi dan dirusak oleh kawanan hewan bertubuh besar itu hanya dalam dua pekan terakhir.
"Itu total rumah warga yang didatangi dan dirusak oleh gajah liar baru-baru ini. Kebanyakan hanya rusak ringan. Kalau rusak berat ada 4 rumah," tutur Muklis.
"Kalau lahan warga sudah ratusan hektare yang rusak. Itu kita hitung sejak bertahun-tahun. Karena gajah ini tiap tahun pasti datang," ujarnya lagi.
Muklis menjelaskan bahwa selama ini warga disana hanya bisa melakukan antisipasi dengan menyalakan petasan jika kawanan satwa dilindungi itu mulai mendekati pemukiman penduduk.
"Warga di sini jaga malam. Jadi kami secara bergantian melakukan ronda tiap malam untuk mengantisipasi kedatangan gajah di kampung kami. Cuma kadang kami kehabisan mercon," tutur Muklis.
COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2019