Wali Kota Banda Aceh Aminullah Usman dan wakilnya Zainal Arifin melakukan patroli bersama menggunakan sepeda motor dengan berkeliling kota untuk memastikan malam pergantian tahun baru 2020 bebas perayaan dalam bentuk apapun.
Pasangan kepala daerah ini memulai start dari balai kota di Banda Aceh, Selasa sekitar jam 22.30 WIB, melakukan iring-iringan motor skutik bersama Persatuan Pemuda Gemilang (PPG) menuju ke posko patroli bersama di kawasan Tugu Simpang Lima.
Dari kawasan ini, Aminullah dan rombongan langsung menuju ke kawasan Ulee Lheue yang kesohor dengan wisata kuliner dan pantainya yang dilanjutkan ke beberapa kawasan di Banda Aceh.
Mereka tidak menemukan perayaan malam tahun baru masehi 2020, meski warung kopi dan restoran tetap buka seperti hari biasa.
"Alhamdulillah, Banda Aceh 'zero' perayaan malam tahun baru. Bersih dari hura-hura, dan sama seperti tahun-tahun sebelumnya," ungkap Aminullah ketika singgah di sebuah tempat kuliner di Ulee Lheue
Ia mengaku, bahwa dirinya sengaja memilih menggunakan sepeda motor agar bisa lebih leluasa dalam memantau suasana di malam pergantian tahun ini.
Ia memuji kekompakan Forum Koordinasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) Banda Aceh yang terus mensosialisasikan seruan bersama tentang larangan perayaan malam tahun baru masehi hingga hari H.
"Di atas semua itu, saya mengucapkan terima kasih kepada seluruh masyarakat yang telah mengindahkan seruan tersebut," sebut wali kota.
Ia menambahkan, sesuai visi pemerintahan yang dipimpin beliau bahwa "Banda Aceh Gemilang dalam Bingkai Syariah". Maka segala sesuatunya di Banda Aceh harus dalam bingkai syariah, termasuk pada momen pergantian tahun 2019 ke tahun 2020.
"Apalagi merayakannya sama sekali tidak sejalan dengan adat istiadat dan budaya kita, terlebih lagi tidak sesuai dengan syariat Islam. Dan kesadaran masyarakat pun semakin tinggi terhadap hal tersebut. Alhamdulillah," pungkas Wali Kota Aminullah.
Usai berpatroli berkeliling Kota Banda Aceh, Aminullah-Zainal menyempatkan diri mengisi talkshow atau gelar wicara diadakan oleh Radio Republik Indonesia (RRI) setempat beserta Kapolresta Banda Aceh Kombes Pol Trisno Riyanto, Dandim 0101/BS Letkol Inf Hasandi Lubis, Ketua DPRK Farid Nyak Umar, dan unsur Forkopimda Banda Aceh.
Hingga pergantian tahun baru masehi pada Rabu pukul 00.00 WIB dini hari, pasangan kepala daerah di ibu kota Provinsi Aceh turut memantau bahwa langit di Banda Aceh dan sekitarnya terpantau bersih dari kembang api, tanpa suara terompet, dan petasan.
Tak ada yang spesial pada malam pergantian tahun baru di Banda Aceh atau sama seperti tahun-tahun sebelumnya. Hanya saja, arus lalulintas di persimpangan tersibuk ibu kota provinsi itu terlihat lebih ramai akibat "Kota Serambi Mekkah" merupakan destinasi wisatawan.
Sementara tidak jauh dari kawasan Tugu Simpang Lima, Gereja Katolik Hati Kudus terpantau dipenuhi umat Kristiani yang tengah khusyuk beribadah. Gereja ini tepat di pusat kota, dan hanya terpisahkan Krueng (Sungai) Aceh dengan Masjid Raya Baiturrahman.
COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2020
Pasangan kepala daerah ini memulai start dari balai kota di Banda Aceh, Selasa sekitar jam 22.30 WIB, melakukan iring-iringan motor skutik bersama Persatuan Pemuda Gemilang (PPG) menuju ke posko patroli bersama di kawasan Tugu Simpang Lima.
Dari kawasan ini, Aminullah dan rombongan langsung menuju ke kawasan Ulee Lheue yang kesohor dengan wisata kuliner dan pantainya yang dilanjutkan ke beberapa kawasan di Banda Aceh.
Mereka tidak menemukan perayaan malam tahun baru masehi 2020, meski warung kopi dan restoran tetap buka seperti hari biasa.
"Alhamdulillah, Banda Aceh 'zero' perayaan malam tahun baru. Bersih dari hura-hura, dan sama seperti tahun-tahun sebelumnya," ungkap Aminullah ketika singgah di sebuah tempat kuliner di Ulee Lheue
Ia mengaku, bahwa dirinya sengaja memilih menggunakan sepeda motor agar bisa lebih leluasa dalam memantau suasana di malam pergantian tahun ini.
Ia memuji kekompakan Forum Koordinasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) Banda Aceh yang terus mensosialisasikan seruan bersama tentang larangan perayaan malam tahun baru masehi hingga hari H.
"Di atas semua itu, saya mengucapkan terima kasih kepada seluruh masyarakat yang telah mengindahkan seruan tersebut," sebut wali kota.
Ia menambahkan, sesuai visi pemerintahan yang dipimpin beliau bahwa "Banda Aceh Gemilang dalam Bingkai Syariah". Maka segala sesuatunya di Banda Aceh harus dalam bingkai syariah, termasuk pada momen pergantian tahun 2019 ke tahun 2020.
"Apalagi merayakannya sama sekali tidak sejalan dengan adat istiadat dan budaya kita, terlebih lagi tidak sesuai dengan syariat Islam. Dan kesadaran masyarakat pun semakin tinggi terhadap hal tersebut. Alhamdulillah," pungkas Wali Kota Aminullah.
Usai berpatroli berkeliling Kota Banda Aceh, Aminullah-Zainal menyempatkan diri mengisi talkshow atau gelar wicara diadakan oleh Radio Republik Indonesia (RRI) setempat beserta Kapolresta Banda Aceh Kombes Pol Trisno Riyanto, Dandim 0101/BS Letkol Inf Hasandi Lubis, Ketua DPRK Farid Nyak Umar, dan unsur Forkopimda Banda Aceh.
Hingga pergantian tahun baru masehi pada Rabu pukul 00.00 WIB dini hari, pasangan kepala daerah di ibu kota Provinsi Aceh turut memantau bahwa langit di Banda Aceh dan sekitarnya terpantau bersih dari kembang api, tanpa suara terompet, dan petasan.
Tak ada yang spesial pada malam pergantian tahun baru di Banda Aceh atau sama seperti tahun-tahun sebelumnya. Hanya saja, arus lalulintas di persimpangan tersibuk ibu kota provinsi itu terlihat lebih ramai akibat "Kota Serambi Mekkah" merupakan destinasi wisatawan.
Sementara tidak jauh dari kawasan Tugu Simpang Lima, Gereja Katolik Hati Kudus terpantau dipenuhi umat Kristiani yang tengah khusyuk beribadah. Gereja ini tepat di pusat kota, dan hanya terpisahkan Krueng (Sungai) Aceh dengan Masjid Raya Baiturrahman.
COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2020