Wali Kota Banda Aceh, Aminullah Usman mengklaim bahwa wilayah yang dipimpinnya berbasis syariah Islam telah membuktikan diri tingginya toleransi beragama terutama pada malam pergantian tahun masehi dari 2019 ke 2020.

"Ada enam agama di Banda Aceh, tapi sejak zaman dulu tidak pernah kita mendengar keributan. Menjelang tahun baru pun tidak ada warga yang merayakan dengan kembang api, dan petasan. Suasana tampak seperti biasa, dan warga tertib sesuai himbauan yang telah kita berikan. Ini bukti tingginya toleransi disini," kata Aminullah Usman di Banda Aceh, Kamis.

Meski demikian, lanjut dia, masyarakat yang tinggal di daerah berjuluk "Kota Serambi Mekkah" tersebut terus hidup dalam lingkar kerukunan walau berbeda-beda di antaranya menjelang pergantian tahun baru 2020.

Padahal jauh hari sebelumnya, Pemerintah Kota (Pemko) Banda Aceh telah berkoordinasi dengan unsur Forum Koordinasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) setempat dengan mengeluarkan imbauan larangan perayaan tahun baru masehi, karena cenderung bersifat hura-hura dan bertentangan dengan nilai-nilai syariat Islam.

"Masyarakat sudah kita imbau untuk tidak merayakan pergantian tahun, perbuatan itu bukan merupakan adat-istiadat dan budaya yang selama ini kita jalankan," ungkap dia.

Seperti diketahui, di malam pergantian tahun 2019 ke 2020 rumah ibadah umat Kristiani di antaranya Gereja Katolik Hati Kudus terpantau dipenuhi oleh umat nonmuslim yang tengah khusyuk melakukan peribadatan. Posisi gereja ini tepat di pusat kota, dan hanya terpisahkan Krueng (Sungai) Aceh dengan Masjid Raya Baiturrahman.

Sementara Pemko Banda Aceh mengawal detik-detik pergantian tahun masehi tersebut dengan mengerahkan seluruh petugas Satuan Polisi Pamong Praja dan Wilayatul Hisbah (Satpol PP dan WH) yang ditempatkan di pusat-pusat keramaian dan persimpangan. Sebagian di antara mereka juga ditugaskan melakukan patroli di seluruh wilayah Kota Banda Aceh.

"Alhamdulillah, warga Banda Aceh senantiasa memahami dan mendukung seruan ini. Umat agama kristen, budha, dan hindu, bebas beribadah tanpa ada gangguan sedikit pun. Ruang bagi aktivitas keagamaan dan kebudayaan mereka juga kita buka seluas-luasnya," terangnya.

Ia mengaku, kerukunan umat beragama di Banda Aceh sudah tersiar tidak cuma di Tanah Air, tetapi hingga ke luar yang dapat dinilai dari meningkatnya jumlah kunjungan wisatawan ke "Kota Serambi Mekkah" setiap tahun.

"Alhamdulillah, kita telah mendapat apresiasi dan penghargaan dari Kemendagri (Kementerian Dalam Negeri) berupa penghargaan soal penanganan konflik sosial terendah, ini punya nilai tersendiri bagi wisatawan yang ingin datang kesini," tegas Aminullah.

"Banda Aceh juga meraih penghargaan Kota Peduli HAM (Hak Azasi Manusia), dan ini membuktikan bahwa Banda Aceh aman. Ini juga menjadi bobot baik dalam menunjang kunjungan wisatawan," pungkas Wali Kota Aminullah.

Pewarta: Muhammad Said

Uploader : Salahuddin Wahid


COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2020