CEO Trans Continent Ismail Rasyid mengatakan sebaiknya Pemerintah Aceh segera menggelar pertemuan dengan pihak Uni Emirat Arab (UEA) guna membahas implementasi investasi di provinsi ujung paling barat Indonesia itu.
Dalam siaran pers yang diterima di Banda Aceh, Jumat, Ismail Rasyid mengapresiasi langkah cepat Plt Gubernur Aceh Nova Iriansyah yang bertemu Menko Kamaritiman dan Investasi RI, Luhut Binsar Panjaitan.
Baca juga: Pemerintah Aceh dan UEA akan bertemu bahas investasi
"Selama ini kita sering mendapat 'angin surga' perihal investor mau ke Aceh. Namun, faktanya setelah datang yang pertama, kemudian tidak datang lagi. Kita butuh aksi nyata para investor seperti yang dijanjikan," katanya menjelaskan.
Menurut dia, ada hal menarik yang dipaparkan Plt Gubernur Aceh yakni terkait potensi investasi di luar properti (perumahan), dan perhotelan di Sabang dan Banda Aceh. Selanjutnya investasi di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Arun dan pembangunan jaringan pipa gas dari Lhokseumawe.
Baca juga: Pemerintah Aceh jajaki kerja sama dengan perusahaan Marmer
Menariknya, kata Ismail Rasyid saat itu juga Luhut Panjaitan langsung menelepon Menteri Energi dan Industri UEA, Suhail Al-Mazrouei untuk mengatur waktu, dan tempat bertemu serta membicarakan kelanjutan investasi tersebut.
"Tindakan cepat Pak Luhut yang langsung menelpon Menteri Energi dan Industri UEA membuktikan Indonesia serius dukung Aceh sebagai ladang investasi bagi UEA. Ini harus kita jaga bersama," ujar Ismail yang memiliki 18 kantor cabang Trans Contient di Indonesia serta di Australia dan Filipina.
Baca juga: Pemerintah akan lobi UEA agar berinvestasi di Aceh Barat
Ismail Rasyid menyampaikan dirinya melalui bendera Royal Group sudah berinvestasi di Kawasan Industri Aceh (KIA) Ladong Aceh Besar.
Ia berharap melalui KIA, KEK, dan BPKS Sabang akan memudahkan UEA untuk berinvestasi di Aceh. "Selain menyediakan karpet merah kepada UEA, Pemerintah Aceh harus menyediakan infrastrutkur, perizinan yang cepat dan sebagainya," jelas Ketua Umum Ikatan Alumni Unsyiah di Jakarta dan sekitarnya.
Menurutnya, Trans Continent di Pusat Logistik Berikat (PLB) di KIA Ladong serta KEK terus berproses. Pada akhir Februari 2020 ini insya Allah akan di selesai basic infrastruktur agar PLB segera beroperasi.
Persiapan lain, katanya sebagian besar alat-alat kerja yang diinves sudah ada di Pool Trans Continent di Medan dan kapan pun bisa dimobilisasi ke Aceh ketika lokasi sudah siap beroperasi.
Untuk Investasi Peralatan Kerja Berat (Port Machinery) yang dioperasikan di Ladong sudah dipesan dan dalam proses/indent. Insya Allah akan dikapalkan, pertengahan Februari yang diimpor langsung untuk proses custom clearance di Banda Aceh (Bea Cukai Aceh).
"Mohon doa dan dukungan seluruh masyarakat agar proses ini berjalan lancar dan segala upaya yang dilakukan ini tidak akan jalan tanpa dukungan dari semua pihak," pungkas Ismail.
COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2020
Dalam siaran pers yang diterima di Banda Aceh, Jumat, Ismail Rasyid mengapresiasi langkah cepat Plt Gubernur Aceh Nova Iriansyah yang bertemu Menko Kamaritiman dan Investasi RI, Luhut Binsar Panjaitan.
Baca juga: Pemerintah Aceh dan UEA akan bertemu bahas investasi
"Selama ini kita sering mendapat 'angin surga' perihal investor mau ke Aceh. Namun, faktanya setelah datang yang pertama, kemudian tidak datang lagi. Kita butuh aksi nyata para investor seperti yang dijanjikan," katanya menjelaskan.
Menurut dia, ada hal menarik yang dipaparkan Plt Gubernur Aceh yakni terkait potensi investasi di luar properti (perumahan), dan perhotelan di Sabang dan Banda Aceh. Selanjutnya investasi di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Arun dan pembangunan jaringan pipa gas dari Lhokseumawe.
Baca juga: Pemerintah Aceh jajaki kerja sama dengan perusahaan Marmer
Menariknya, kata Ismail Rasyid saat itu juga Luhut Panjaitan langsung menelepon Menteri Energi dan Industri UEA, Suhail Al-Mazrouei untuk mengatur waktu, dan tempat bertemu serta membicarakan kelanjutan investasi tersebut.
"Tindakan cepat Pak Luhut yang langsung menelpon Menteri Energi dan Industri UEA membuktikan Indonesia serius dukung Aceh sebagai ladang investasi bagi UEA. Ini harus kita jaga bersama," ujar Ismail yang memiliki 18 kantor cabang Trans Contient di Indonesia serta di Australia dan Filipina.
Baca juga: Pemerintah akan lobi UEA agar berinvestasi di Aceh Barat
Ismail Rasyid menyampaikan dirinya melalui bendera Royal Group sudah berinvestasi di Kawasan Industri Aceh (KIA) Ladong Aceh Besar.
Ia berharap melalui KIA, KEK, dan BPKS Sabang akan memudahkan UEA untuk berinvestasi di Aceh. "Selain menyediakan karpet merah kepada UEA, Pemerintah Aceh harus menyediakan infrastrutkur, perizinan yang cepat dan sebagainya," jelas Ketua Umum Ikatan Alumni Unsyiah di Jakarta dan sekitarnya.
Menurutnya, Trans Continent di Pusat Logistik Berikat (PLB) di KIA Ladong serta KEK terus berproses. Pada akhir Februari 2020 ini insya Allah akan di selesai basic infrastruktur agar PLB segera beroperasi.
Persiapan lain, katanya sebagian besar alat-alat kerja yang diinves sudah ada di Pool Trans Continent di Medan dan kapan pun bisa dimobilisasi ke Aceh ketika lokasi sudah siap beroperasi.
Untuk Investasi Peralatan Kerja Berat (Port Machinery) yang dioperasikan di Ladong sudah dipesan dan dalam proses/indent. Insya Allah akan dikapalkan, pertengahan Februari yang diimpor langsung untuk proses custom clearance di Banda Aceh (Bea Cukai Aceh).
"Mohon doa dan dukungan seluruh masyarakat agar proses ini berjalan lancar dan segala upaya yang dilakukan ini tidak akan jalan tanpa dukungan dari semua pihak," pungkas Ismail.
COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2020