Pemerintah Kabupaten Aceh Tengah mulai menjajaki kerjasama pengelolaan sampah dengan sebuah perusahaan asal Inggris yaitu Ministry of Waste.

CEO sekaligus pendiri perusahaan tersebut Samanta langsung bertemu Bupati Aceh Tengah Shabela Abubakar di Takengon, Senin, guna membahas rencana kerjasama dimaksud untuk kedepannya bisa mengatasi persoalan sampah di daerah itu.

Samanta melalui perwakilannya Fauzan Febriansyah menjelaskan Ministry of Waste adalah sebuah perusahaan sosial yang menciptakan dan melaksanakan sistem pengelolaan limbah di negera-negara berkembang dengan fokus saat ini di Asia Tenggara untuk mengatasi keadaan darurat dari pengelolaan limbah.

"Kami berencana menciptakan insfrastruktur pengelolaan limbah di negara-negara berkembang di seluruh dunia dengan tepat untuk beradaptasi dengan setiap lokasi dalam konteks budaya, insfrastruktur, dan sosial ekonomi," kata Fauzan Febriansyah dalam audiensi dengan Bupati Shabela Abubakar di ruang kerjanya, Senin.

Menurutnya kehadiran perusahaan tersebut di Aceh Tengah nantinya juga akan berdampak pada peningkatan ekonomi masyarakat melalui penjualan sampah rumah tangga.

Diharapkan kedepannya masyarakat tidak lagi membuang atau membakar sampah, tapi sudah menjualnya ke perusahaan melalui BUMDes di masing-masing desa.

"Sekali lagi saya mau garis bawahi, Ministry of Waste Adalah perusahaan sosial, artinya tujuannya bukan hanya mencari profit, tapi bagaimana kehadiran perusahaan ini memiliki dampak sosial dan dampak ekonomi terhadap masyarakat," sebut Fauzan.

Fauzan menuturkan bahwa selain memiliki teknologi pengelolaan sampah, perusahaan tersebut juga memiliki jaringan internasional untuk bisa menjual langsung hasil pengolahan sampah di daerah.

"Kenapa dia berani tawarkan gaji lebih tinggi kepada pemulung atau pekerja di daerah, karena pembelinya itu mereka sudah punya. Mereka gak jual ke Medan, gak jual ke agen. Karena punya jaringan internasional dia langsung jual plastiknya itu ke Coca Cola Company, ke Unilever, dan sebagainya. Jadi sampah ini memang betul-betul diekspor," ujarnya.

Fauzan menyampaikan bahwa pihaknya hanya mengharapkan adanya komitmen dari Pemkab Aceh Tengah untuk menjalin kerjasama dimaksud.

Menurutnya dalam hal ini Wakil Ketua DPR Aceh Hendra Budian kemungkinan akan membantu dana APBA untuk membangun insfrastruktur yang dibutuhkan.

Hendra Budian kata Fauzan adalah orang yang meminta Samanta untuk datang ke Aceh Tengah guna memberi solusi terhadap pengelolaan sampah disana.

"Jadi ada komitemen antara DPR Aceh dengan pemerintah kabupaten, dananya disuport oleh dana APBA melakui fokir beliau (Hendra Budian). Kurang lebih sekilas informasinya begitu. Jadi yang dibutuhkan adalah komitmen dan regulasi. Hanya itu yang diinginkan," tutur Fauzan.

Sementara Bupati Aceh Tengah Shabela Abubakar dalam hal ini juga sangat menyambut baik rencana kerjasama tersebut.

Shabela menyampaikan bahwa persoalan sampah di Aceh Tengah memang harus segera ditangani dengan baik, karena sampah terus bertambah seiring bertambahnya jumlah penduduk di daerah itu.

"Saya kira masalah sampah kita tidak perlu banyak bicara lagi, silahkan MoU," kata Shabela Abubakar.

Pewarta: Kurnia Muhadi

Editor : Heru Dwi Suryatmojo


COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2020