Bupati Aceh Tengah Shabela Abubakar menerima kunjungan Kepala Biro LKBN Antara Aceh Azhari di Takengon, Selasa.

Dalam pertemuan tersebut Shabela Abubakar menyampaikan banyak hal tentang perkembangan daerahnya saat ini mulai dari pengelolaan sampah, perkembangan kopi gayo, hingga wacana menjadikan Takengon sebagai kota pusaka.

"Untuk pengelolaan sampah kita akan kerjasama dengan perusahaan Inggris. Saya bilang teken MoU terus, tidak perlu banyak bahasan kalau untuk pengelolaan sampah," kata Shabela Abubakar saat berbincang bersama Kepala Biro Antara Aceh Azhari di ruang kerjanya.

Berbicara tentang kopi arabica gayo, Bupati ini menyampaikan bahwa pada perkembangannya saat ini kebutuhan domestik terhadap komoditi unggulan tersebut terus meningkat.

Kondisi itu kata Shabela bahkan telah berdampak pada penurunan volume ekspor kopi gayo pada tahun lalu.

"Kita ekspor (kopi) 2019 menurun, bukan karena orang tidak beli, pemakaian lokal sudah luar biasa. Ada yang ke Bandung, ke Aceh, ke Medan. Dan anak-anak kita yang kuliah di luar, itu sudah menjadi usaha sampingan mereka," tutur Shabela.

Dalam perbincangan tersebut Shabela juga menyampaikan tentang janji politiknya menyediakan lahan seluas dua hektar untuk setiap pecahan KK baru yang berlatar belakang ekonomi kurang mampu.

Menurutnya hal itu akan terus diupayakan realisasinya secara bertahap.

"Itu janji politik, harus ditepati, walau diakhir. Ini yang sudah ada 450 hektar kita siapkan," sebut Shabela.

Selain itu Shabela Abubakar juga menuturkan tentang wacananya untuk menjadikan Takengon sebagai kota pusaka.

Menurutnya daerah itu memiliki sejarah khusus terkait cikal bakal keberadaan Radio Republik Indonesia (RRI) dan memiliki tugu kemerdekaan yang didirikan disana pada masa lalu.

"Cikal bakal RRI dari sini, itu di Jamur Barat. Saya mau angkat itu, buatkan tugunya di Jamur Barat, salah satu nanti jadi persyaratan kota pusaka itu. Kita minta Takengon ini jadi kota pusaka," kata Shabela.

"Karena disini punya sejarah, dulu jadi tempat presiden darurat, punya tugu kemerdekaan, punya sejarah bendera pertama disini," sebutnya lagi.

Pewarta: Kurnia Muhadi

Editor : Heru Dwi Suryatmojo


COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2020