Pemerintah Kabupaten Aceh Tengah mulai mengupayakan pelestarian buah asli lokal yang saat ini semakin langka ditemukan.

Bupati Aceh Tengah Shabela Abubakar mengatakan pihaknya saat ini sedang gencar melakukan identifikasi dan mencari jenis tanaman buah asli lokal yang masih dibudidayakan oleh masyarakat untuk kemudian dilakukan pengambangan secara vegetatif melalui pola penangkaran bibit unggul.

Shabela menyebut diantara jenis tanaman buah asli lokal yang saat ini semakin jarang ditemukan adalah jeruk kelele gayo.



Selain itu juga ada jenis alpukat unggulan yang diketahui hanya menyisakan satu pohon saja di salah satu kebun milik warga setempat.

Untuk target pelestarian ini Shabela Abubakar bahkan mengunjungi langsung lokasi kebun warga yang diketahui masih terdapat jenis tanaman buah langka asli lokal tersebut.

Salah satunya adalah kebun di kawasan Kampung Simpang Juli, Kecamatan Ketol, Aceh Tengah.

Di kebun tersebut masih ditemukan ada sebanyak tiga pohon jeruk kelele gayo yang tumbuh.

Baca juga: Terima kunjungan Biro Antara Aceh, Bupati Shabela sampaikan banyak hal

Shabela langsung berpesan kepada pemilik kebun agar terus merawat dan memelihara tanaman jeruk langka tersebut.

"Tolong dirawat pohon ini, mudah-mudahan dalam waktu dekat akan datang petugas untuk meneliti tanaman saudara. Harapan kita semoga memenuhi syarat untuk dijadikan sebagai pohon induk," kata Shabela Abubakar dalam kunjungannya tersebut, Rabu (4/3).

Baca juga: Aceh Tengah jajaki kerjasama pengelolaan sampah dengan perusahaan Inggris

Bupati ini menuturkan bahwa setiap upaya pelestarian yang dilakukan oleh masyarakat tentunya akan mendapat apresiasi dan perhatian dari pemerintah daerah.

Shabela berharap kedepannya jenis tanaman buah jeruk kelele gayo akan kembali ramai ditanam di kebun-kebun warga.

"Oleh karena itu nantinya kita akan melakukan langkah-langkah strategis untuk melestarikan jeruk ini," ucap Shabela Abubakar.

Baca juga: Pemkab Aceh Tengah salurkan bantuan korban kebakaran

Sementara saat mengunjungi kebun warga di Kampung Mendale, Kecamatan Kebayakan, Aceh Tengah, dimana terdapat satu pohon jenis alpukat unggulan yang masih tumbuh baik, Shabela Abubakar juga menyampaikan pesan yang sama kepada pemilik kebun agar merawat pohon langka itu.

Shabela bahkan mengaku pernah mencicipi langsung cita rasa buah alpukat dari pohon tersebut.

"Kebetulan pernah diantarkan langsung oleh pemilik pohon. Alpukat ini sangat istimewa dan sepertinya sangat layak untuk dijadikan calon pohon induk," kata Shabela.

"Keunggulan alpukat ini disamping rasanya gurih dan lemak, buahnya tidak berserat, kulit buahnya halus dan tebal. Tapi yang paling istimewa adalah buahnya besar-besar dan berat, kira-kira antara 1-2 kilogram beratnya perbuah," tuturnya lagi.

Pemilik kebun alpukat ini Heri atau akrab disapa Ateng menuturkan bahwa pohon alpukat seperti itu memang hanya ada satu batang saja di kebun miliknya.

Bahkan dia memastikan belum pernah menemukan pohon alpukat sejenis miliknya itu tumbuh di kawasan kampung tersebut.

"Pohon ini mungkin sudah berumur puluhan atau mungkin seratus tahun. Karena orangtua saya bercerita kalau pohon ini ditanam oleh kakek beliau atau datu saya," kata Ateng.

Koordinator Pengawas Benih Tanaman Kabupaten Aceh Tengah Anwar Jayadi dalam kunjungan tersebut berjanji akan menyampaikan hasil peninjauan kedua jenis tanaman buah langka itu ke BPSB TPH Provinsi Aceh guna dilakukan identifikasi dan penilaian lebih lanjut.

"Mudah-mudahan hasilnya positif dan pohon tersebut dapat dijadikan sebagai pohon induk tunggal. Dan pemilik pohon dapat diberikan sertifikasi sebagai penangkar bibit unggul varietas lokal," tutur Anwar Jayadi.

Pewarta: Kurnia Muhadi

Editor : Heru Dwi Suryatmojo


COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2020