Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Stasiun Meteorologi Kelas I Blang Bintang di Aceh Besar menyatakan sebanyak 35 titik panas terpantau satelit yang mengindikasikan kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di wilayah Aceh.
"Ya, pagi ini total ada 35 titik panas. Jumlah itu, melonjak dibanding kemarin (Sabtu, 14/3) yakni 19 titik di Aceh," kata Kepala Seksi Data dan Informasi BMKG Stasiun Meteorologi Kelas I Blang Bintang Zakaria Ahmad di Aceh Besar, Ahad.
Ke-35 titik panas itu, lanjut dia, terkonsentrasi di tujuh kabupaten/kota di provinsi tersebut yang meliputi sebagian besar titik terpantau di wilayah barat-selatan, lalu diikuti utara-timur, dan tengah di daerah dataran tinggi Aceh.
Ia menjelaskan bahwa di barat-selatan terdapat 18 titik panas di antaranya, terdiri dari 14 titik di Aceh Selatan meliputi tiga kecamatan, yakni Bakongan sembilan titik, Kluet Selatan tiga titik, dan Trumon Timur dua titik.
Kemudian empat titik di Sulubussalam pada dua kecamatan, yaitu Rundeng tiga titik, dan Simpang Kiri satu titik.
Wilayah utara-timur terpantau 12 titik panas di antaranya, terdiri 10 titik di Aceh Timur pada lima kecamatan, yaitu Julok dan Peunaron sama-sama tiga titik, Simpang Jernih dua titik, Bandaluealam, dan Pantebidari masing-masing satu titik serta dua titik di Bireuen meliputi dua kecamatan, yakni Peudada dan Peulimbang.
Sisanya terpantau di wilayah tengah ada lima titik panas di antaranya dua titik masing-masing di Aceh Tengah terkonsentrasi pada Kecamatan Bintang dan Aceh Tenggara di Kecamatan Lawe Alas, dan Gayo Lues satu titik di Kecamatan Dabung Gelang.
"Ada dua titik panas diyakini sebagai titik api yang kedua di Bakongan (Aceh Selatan), karena memiliki tingkat kepercayaan 90 dan 95 persen dari total 35 titik panas di Aceh," katanya.
"Sedangkan kedelapan titik di antaranya patut diduga sebagai titik api. Masing-masing dua titik di Bintang (Aceh Tengah) memiliki tingkat kepercayaan 79 persen, lalu Julok 76 persen, Pantebidari 74 persen, Peunaron 78 persen, Simpang Jernih 71 persen (Aceh Timur), Rundeng 72 persen, dan Simpang Kiri 71 persen (Subulussalam)," demikian Zakaria Ahmad.
COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2020
"Ya, pagi ini total ada 35 titik panas. Jumlah itu, melonjak dibanding kemarin (Sabtu, 14/3) yakni 19 titik di Aceh," kata Kepala Seksi Data dan Informasi BMKG Stasiun Meteorologi Kelas I Blang Bintang Zakaria Ahmad di Aceh Besar, Ahad.
Ke-35 titik panas itu, lanjut dia, terkonsentrasi di tujuh kabupaten/kota di provinsi tersebut yang meliputi sebagian besar titik terpantau di wilayah barat-selatan, lalu diikuti utara-timur, dan tengah di daerah dataran tinggi Aceh.
Ia menjelaskan bahwa di barat-selatan terdapat 18 titik panas di antaranya, terdiri dari 14 titik di Aceh Selatan meliputi tiga kecamatan, yakni Bakongan sembilan titik, Kluet Selatan tiga titik, dan Trumon Timur dua titik.
Kemudian empat titik di Sulubussalam pada dua kecamatan, yaitu Rundeng tiga titik, dan Simpang Kiri satu titik.
Wilayah utara-timur terpantau 12 titik panas di antaranya, terdiri 10 titik di Aceh Timur pada lima kecamatan, yaitu Julok dan Peunaron sama-sama tiga titik, Simpang Jernih dua titik, Bandaluealam, dan Pantebidari masing-masing satu titik serta dua titik di Bireuen meliputi dua kecamatan, yakni Peudada dan Peulimbang.
Sisanya terpantau di wilayah tengah ada lima titik panas di antaranya dua titik masing-masing di Aceh Tengah terkonsentrasi pada Kecamatan Bintang dan Aceh Tenggara di Kecamatan Lawe Alas, dan Gayo Lues satu titik di Kecamatan Dabung Gelang.
"Ada dua titik panas diyakini sebagai titik api yang kedua di Bakongan (Aceh Selatan), karena memiliki tingkat kepercayaan 90 dan 95 persen dari total 35 titik panas di Aceh," katanya.
"Sedangkan kedelapan titik di antaranya patut diduga sebagai titik api. Masing-masing dua titik di Bintang (Aceh Tengah) memiliki tingkat kepercayaan 79 persen, lalu Julok 76 persen, Pantebidari 74 persen, Peunaron 78 persen, Simpang Jernih 71 persen (Aceh Timur), Rundeng 72 persen, dan Simpang Kiri 71 persen (Subulussalam)," demikian Zakaria Ahmad.
COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2020