Banda Aceh (ANTARA) - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Stasiun Meteorologi Kelas I Blang Bintang di Aceh Besar mencatat, ada 10 titik panas terpantau satelit mengalami penurunan dari sebelumnya 35 titik panas di provinsi paling barat Indonesia.
"Hari ini terdeteksi 10 titik panas di Aceh yang pengalaman penurunan dibanding kemarin," ujar Kepala Seksi Data dan Informasi BMKG Stasiun Meteorologi Kelas I Blang Bintang, Zakaria Ahmad di Aceh Besar, Senin.
Ia menjelaskan, ke-10 titik panas tersebut tersebar pada delapan kabupaten/kota di provinsi berjuluk "Serambi Mekkah".
Tiga titik panas di antaranya terpantau berada di Aceh Timur, tepatnya pada dua kecamatan, yakni Bandaluealam dua titik, dan Simpang Jernih satu titik.
Sedangkan Aceh Jaya berlokasi di Panga, Aceh Singkil di Danau Paris, Sulubussalam di Simpang Kiri, Aceh Utara di Kute Makmur, Bener Meriah di Syiah Utama, Bireuen di Kota Juang, dan Simeulue di Simeulue Utara masing-masing satu titik.
Seperti diketahui, BMKG mengandalkan tiga satelit dalam mendeteksi titik panas, yakni Terra, Aqua, dan Suomi NPP yang mendeteksi setiap hari dengan teknologi sensor modis.
BMKG Stasiun Meteorologi Kelas I Blang Bintang di Aceh Besar mendeteksi 35 titik panas terpantau di tujuh kabupaten/kota yang mengindikasikan kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di wilayah Aceh, Ahad (15/3).
"Hasil analisa kita dari 10 titik panas, tidak terdapat titik api. Namun ada satu titik panas patut diduga sebagai titik api, karena memiliki tingkat kepercayaan 74 persen di Simpang Kiri (Subulussalam)," katanya.
"Kepada instansi terkait di Sulubussalam agar mengecek, dan memastikan titik panas di Simpang Kiri akibat bertahan dalam dua hari terakhir," tegas Zakaria.
BMKG catat 10 titik panas di wilayah Aceh
Senin, 16 Maret 2020 19:54 WIB