Dewan Perwakilan Rakyat Kota (DPRK) Banda Aceh mendesak agar pemerintah gampong (desa) segera membentuk pagar gampong di wilayahnya masing-masing, sebagai upaya pencegahan wabah Corona Virus Disease 2019 atau COVID-19 di daerah berjuluk "Kota Serambi Mekkah" itu..
"Nah, salah satunya adalah bagaimana perlu pelibatan aparatur kecamatan dan aparatur gampong melalui program, yaitu pagar gampong," terang Ketua DPRK Banda Aceh, Farid Nyak Umar di Banda Aceh, Jumat.
Melalui program itu, jelasnya, maka pemimpin gampong di antaranya keuchik (kepala desa) mengadakan koordinasi diikuti kepala lorong, tengku imam, tokoh adat, tokoh masyarakat, Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (PKK), pengajian, dan unsur pemuda duduk bersama merumuskan konsep pencegahan COVID-19 di desanya.
Ia mengatakan, suatu desa di Banda Aceh harus memiliki prosedur operasi standar tetap yang betul-betul diterapkan di gampong itu, seperti social distancing atau menjauhi segala bentuk perkumpulan yang melibatkan banyak orang.
"Termasuk masyarakat setempat yang tidak mengerti kepentingan yang mendesak, maka bisa terus dipantau dan diimbau untuk tidak ke luar rumah. Sedangkan bagi mereka yang baru saja pulang melakukan perjalanan dari luar kota, maka perlu dilaporkan dan didata," tegas dia.
"Sehingga dia (baru pulang) diminta untuk melakukan isolasi mandiri di rumah. Begitu juga jika ada tamu dari luar daerah yang datang dari daerah terjangkit, maka untuk sementara waktu ditolak," tegas politisi PKS tersebut.
Pihaknya juga mengapresiasi atas berbagai upaya yang telah dilakukan Pemerintah Kota (Pemkot) Banda Aceh dalam pencegahan penyebaran wabah COVID-19 di ibu kota Provinsi Aceh.
"Tapi pagar gampong terkait keterbatasan SDM (Sumber Daya Manusia), keterbatasan anggaran, sarana dan prasarana. Sudah barang tentu personel dimiliki pemerintah kota, tidak maksimal menjangkau ke-90 gampong hingga ke pelosok-pelosok di Kota Banda Aceh," terang Farid.
Keuchik Gampong (Kepala Desa) Kota Baru, Eddy Erwinsyah, mengaku, telah menjalankan program pagar gampong melalui kepala lorong sejak sepekan terakhir di wilayahnya.
"Cuma kendalanya, warga sendiri yang tidak mau melaporkan kepada kita. Memang kita punya rencana, pekan depan akan kita surati setiap rumah di gampong ini," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2020
"Nah, salah satunya adalah bagaimana perlu pelibatan aparatur kecamatan dan aparatur gampong melalui program, yaitu pagar gampong," terang Ketua DPRK Banda Aceh, Farid Nyak Umar di Banda Aceh, Jumat.
Melalui program itu, jelasnya, maka pemimpin gampong di antaranya keuchik (kepala desa) mengadakan koordinasi diikuti kepala lorong, tengku imam, tokoh adat, tokoh masyarakat, Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (PKK), pengajian, dan unsur pemuda duduk bersama merumuskan konsep pencegahan COVID-19 di desanya.
Ia mengatakan, suatu desa di Banda Aceh harus memiliki prosedur operasi standar tetap yang betul-betul diterapkan di gampong itu, seperti social distancing atau menjauhi segala bentuk perkumpulan yang melibatkan banyak orang.
"Termasuk masyarakat setempat yang tidak mengerti kepentingan yang mendesak, maka bisa terus dipantau dan diimbau untuk tidak ke luar rumah. Sedangkan bagi mereka yang baru saja pulang melakukan perjalanan dari luar kota, maka perlu dilaporkan dan didata," tegas dia.
"Sehingga dia (baru pulang) diminta untuk melakukan isolasi mandiri di rumah. Begitu juga jika ada tamu dari luar daerah yang datang dari daerah terjangkit, maka untuk sementara waktu ditolak," tegas politisi PKS tersebut.
Pihaknya juga mengapresiasi atas berbagai upaya yang telah dilakukan Pemerintah Kota (Pemkot) Banda Aceh dalam pencegahan penyebaran wabah COVID-19 di ibu kota Provinsi Aceh.
"Tapi pagar gampong terkait keterbatasan SDM (Sumber Daya Manusia), keterbatasan anggaran, sarana dan prasarana. Sudah barang tentu personel dimiliki pemerintah kota, tidak maksimal menjangkau ke-90 gampong hingga ke pelosok-pelosok di Kota Banda Aceh," terang Farid.
Keuchik Gampong (Kepala Desa) Kota Baru, Eddy Erwinsyah, mengaku, telah menjalankan program pagar gampong melalui kepala lorong sejak sepekan terakhir di wilayahnya.
"Cuma kendalanya, warga sendiri yang tidak mau melaporkan kepada kita. Memang kita punya rencana, pekan depan akan kita surati setiap rumah di gampong ini," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2020