Masyarakat Kabupaten Aceh Barat Daya (Abdya) kecewa menyusul pembatalan tender pembangunan   jembatan Krueng Teukuh di Kuala Batee.

“Kita kecewa jika proyek jembatan yang sangat dibutuhkan masyarakat itu dibatalkan. Buktinya masyarakat kecil dibiarkan bertaruh nyawa naik rakit tiap hari,” kata salah seorang tokoh masyarakat Abdya Thaifa Herizal di Blangpidie, Senin

Thaifa mengeluarkan pernyataan tersebut saat dimintai tanggapannya terhadap kebijakan Pemerintah Aceh yang telah membatalkan proses tender proyek jembatan Krueng Teukuh di Desa Lama Tuha, Kecamatan Kuala Batee.

Menurut informasi pemerintah Aceh membatalkan proyek sumber Anggaran Pendapatan Belanja Aceh (APBA) tahun 2020 senilai sekitar Rp 13 miliar tersebut dananya untuk dialihkan ke penanggulangan virus corona (COVID-19).

Padahal kata Thaifa pembangunan infrstruktur jembatan yang menghubungkan Kuala Batee dengan kebun rakyat dikawasan Surin dan Babahrot itu sudah sangat lama di dambakan agar warga terbebas dari rakit.

“Kasihan petani sudah belasan tahun tiap hari masih harus bertaruh nyawa jika pergi kebun. Mereka terpaksa harus menyeberangi sungai besar itu dengan mengunakan rakit demi menjangkau kebunya diseberang sungai,”kata dia.

Tokoh masyarakat itu berharap pemerintah Aceh sebaiknya meninjau ulang proses pembatalan pembangunan jembatan itu, apalagi proyek infrastruktur tersebut sifatnya mendesak untuk menghindari terjadinya korban jiwa.   

Selain harus bertaruh nyawa, ribuan petani sawit di Abdya juga harus mengeluarkan uang senilai Rp 6 ribu untuk ongkos rakit akibat belum tersedianya infrastruktur jembatan penghubung di Krueng Teukuh.

“Akibat belum adanya jembatan penghubung di Krueng Teukuh membuat kami petani kecil setiap hari harus mengeluarkan uang Rp6.000 untuk membayar tarif rakit penyeberangan, baik pergi maupun pulang dari kebun,”kata salah seorang petani, Lukman saat ditemui dilokasi rakit.

“Bukan habis uang saja, tetapi juga menghabiskan waktu menunggu antrian penyeberangan. Apalagi kalau hari Sabtu dan Minggu cukup banyak warga pergi kebun, dan biasanya menghabiskan waktu sampai 2-3 jam,”kata dia

Pewarta: Suprian

Uploader : Salahuddin Wahid


COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2020