Warga terdampak banjir bandang di Kabupaten Aceh Tengah saat ini membutuhkan peralatan kebersihan.

Reje (Kepala) Kampung Paya Tumpi Baru Idrus Saputra mengatakan masyarakat di desanya sebagai wilayah paling terdampak bencana alam tersebut saat ini masih terus berupaya membersihkan rumah-rumah mereka dan lingkungan desa dari lumpur pasca banjir.

Karena itu menurutnya alat-alat kebersihan menjadi salah satu kebutuhan utama yang diperlukan oleh masyarakat desanya saat ini.

"Kami butuh alat-lat kebersihan seperti grek, cangkul, skop, sapu. Kemudian baju hujan juga perlu, karena setiap hari hujan,  jadi masyarakat ini saya takutkan jatuh sakit karena kena hujan, mereka saya lihat semangat melakukan pembersihan," tutur Idrus Saputra, Jumat.

Idrus juga berharap kepada Pemerintah Kabupaten Aceh Tengah melalui pihak terkait untuk membantu kegiatan pembersihan rumah-rumah warga yang tergenang lumpur dengan menerjunkan armada pemadam kebakaran untuk penyemprotan air.

"Pemadam dalam hal ini kami minta betul-betul untuk sepenuh hati membantu masyarakat, jangan setengah hati. Pemadam ini sangat-sangat dibutuhkan dalam situasi saat ini karena lumpur itu harus dibersihkan dengan semprotan mobil pemadam," kata Idrus.

Idrus juga berharap bantuan tenaga para relawan untuk ikut membantu masyarakat di desanya dalam membersihkan rumah-rumah mereka dan lingkungan.

Selain itu kata dia masyarakat desanya juga masih membutuhkan pasokan air bersih dan kebutuhan lain seperti alas duduk dan kasur tempat tidur.

Karena pasca banjir banyak peralatan rumah tangga masyarakatnya yang tak lagi bisa dipakai seperti diantaranya kasur tempat tidur yang rusak dilumuri lumpur.

"Saat ini memang kalau Sembako sudah cukuplah," ujarnya.

Idrus menuturkan bahwa pasca banjir bandang ada total 50-an rumah warga di desanya saja yang terdampak genangan lumpur.

Sementara hingga saat ini kata dia semuanya masih dalam proses pembersihan.

"Kalau rumah rusak rata dengan tanah ada 6 rumah, rusak berat ada 5 rumah, rusak ringan ada 4 rumah, kalau yang terendam banjir ada sekitar 50-an rumah," sebutnya.

"Kalau sarana umum ada kerusakan seperti jalan, parit, gorong-gorong, ada yang terbongkar," kata Idrus.

Menurutnya saat ini warga di desanya juga sedang berupaya membuat tanggul-tanggul penahan air dengan karung-karung berisi pasir.

Karung berisi pasir tersebut disusun di sisi-sisi jalan desa guna mengantisipasi air kembali masuk ke rumah-rumah warga jika hujan kembali mengguyur.

Selaku Reje, Idrus juga mengimbau warga dari luar desanya untuk tidak datang jika hanya ingin melihat-lihat saja.

Dalam hal ini kata dia banyaknya warga yang datang pasca banjir untuk melihat-lihat telah menimbulkan kemacetan di ruas jalan utama, bahkan mengganggu upaya penanganan pasca banjir di desanya.

"Ini menjadi kendala juga, karena kami lagi sibuk untuk mengurusi, tapi orang ramai datang, jalan macet. Ini mohon dimengerti lah, agar tidak terlalu berlebihan untuk sekedar melihat-lihat," tuturnya.

Idrus sendiri merupakan salah satu korban paling terdampak di desanya dalam bencana ini. 

Rumahnya yang berada paling dekat dengan pintu masuk air menjadi bulan-bulanan terjangan air bah banjir bandang yang terjadi pada Rabu (13/5).

Seluruh isi rumahnya berantakan di sapu air dan dipenuhi lumpur. Bahkan satu unit mobil Toyota Avanza miliknya yang terpakir di halaman depan rumah rusak parah setelah terseret arus air bah yang dipenuhi material kayu dan bebatuan.

"Saya sebagai reje jadi korban juga, tapi saya sedih kalau lihat warga sampai beberapa hari ini belum tertangani dengan baik," ucapnya.

 

Pewarta: Kurnia Muhadi

Uploader : Salahuddin Wahid


COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2020