Wali Kota Banda Aceh, Aminullah Usman, mengatakan, sinergitas antara pemerintah, ulama, dan warga menjadi faktor utama keberhasilan terutama di Banda Aceh dan Aceh umumnya dalam upaya penanganan virus corona baru (COVID-19).

"Kuncinya kesadaran, dan patuhnya masyarakat dalam menerima setiap aturan pencegahan penyebaran virus yang pemerintah keluarkan bersama Forkopimda. Tentu, tidak lepas dari peran para ulama dan tokoh masyarakat," kata Aminullah dalam dialog salah satu stasiun televisi swasta nasional dikediaman dinasnya di Banda Aceh, Rabu.

Wali kota melanjutkan, sisi religius masyarakat Aceh juga menjadi faktor yang sangat vital dalam keberhasilan penanganan virus corona baru.

"Aceh merupakan daerah syariat Islam. Kehidupan religi masyarakat Aceh yang luar biasa dalam beribadah dan disertai doa tolak bala, menjadi kekuatan terbesar kami untuk melawan corona. Insya Allah, doa rakyat Aceh makbul," terang dia.

Aminullah pun menjelaskan bagaimana perkembangan terkini COVID-19 secara rinci COVID-19 di daerah berjuluk "Kota Serambi Mekkah".

"Pada awalnya ada dua pasien positif, yaitu sepasang suami-istri, dan keduanya sudah sembuh. Kemudian ada 16 Pasien Dalam Pengawasan (PDP), dan juga sudah tidak ada lagi atau nihil. Sekarang tinggal 14 Orang Dalam Pemantauan (ODP) masih dalam proses," katanya.

Ia mengatakan, sejumlah aturan dan imbauan pencegahan COVID-19 yang dikeluarkan oleh pihaknya, seperti memakai masker, menjaga jarak, cuci tangan, tidak berkerumunan, dan memberlakukan sistem take away (bawa pulang) atau membeli secara online (daring).

"Benar-benar diterapkan oleh seluruh masyarakat, dan kini sudah menjadi budaya baru di Banda Aceh," tutur mantan dirut Bank Aceh ini.

"Kita selalu kompak, saling bahu-membahu dalam mencegah COVID-19 di Banda Aceh ini, termasuk selalu berkoordinasi dengan pemerintah provinsi," tegas Aminullah.

Pemerintah Kota (Pemkot) Banda Aceh juga menyiagakan tim di tiap gampong (desa) untuk mengawal setiap ODP di desanya masing-masing. 

"Kami berinisiatif membentuk Pageu Gampong (pagar desa) yang tugasnya itu, mengawal agar para ODP tidak berkeliaran selama masa karantina, sehingga tidak terjadi transmisi lokal," ujarnya.

Wali Kota Aminullah menyebut yang tak kalah penting, yakni akses masuk ke Banda Aceh mulai dari jalur darat, laut, dan udara juga diawasi dengan ketat. 

"Di setiap daerah perbatasan ada pengawalan khusus untuk menyaring setiap orang yang masuk," klaim Aminullah.

Juru Bicara Pemerintah untuk COVID-19, Achmad Yurianto, menyampaikan apresiasi kepada Provinsi Aceh dalam menekan penyebaran virus corona baru sehingga kasus COVID-19 di "Bumi Serambi Makkah" sedikit. 

Yuri pun mengajak daerah lain meniru Aceh dalam penanganan corona.

Hingga Ahad (26/5) pukul 12.00 WIB terdapat 19 kasus COVID-19 di Aceh terdiri dari 17 orang di antaranya telah dinyatakan sembuh, satu orang masih dirawat, dan satu orang meninggal dunia. Sementara masih ada 58 orang masih dalam proses pemantauan. 

Pemerintah mengapresiasi masyarakat di Aceh atas keberhasilan memutus mata rantai penyebaran COVID-19, karena cuma seorang pasien meninggal dunia yang terakhir positif COVID-19. 

Pewarta: Muhammad Said

Editor : Azhari


COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2020