Peneliti dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) sekaligus Biosafety Officer (BSO) Ratih Asmana Ningrum mengatakan virus SARS-CoV-2 bersifat lebih menular atau menginfeksi dibanding virus corona yang sudah teridentifikasi sebelumnya seperti MERS dan SARS.
"Perbedaan virus ini dibanding virus tipe sebelumnya juga itu lebih efisien berikatan dengan ACE-2 reseptor, itu makanya dia sangat contagious (menular)," kata Manager Laboratorium Bio Safety Level 3 (BSl 3) LIPI Ratih dalam webinar Talk to Scientists: Bekerja di Masa Pandemi, Jakarta, Jumat.
Virus SARS-CoV-2 yang menginfeksi manusia bisa menyebabkan gejala diantaranya batuk dan demam pada umumnya.
Sementara pada kasus berat, virus itu bisa berkontribusi menyebabkan diare dan kegagalan organ seperti gagal ginjal.
"Pada kasus berat respon imun menjadi gagal," tutur Ratih.
Ketika masuk ke tubuh manusia, virus SARS-CoV-2 langsung menuju dan berikatan dengan angiotensin converting enzyme 2 (ACE2) sebagai "pintu masuk" untuk menginfeksi dan memperbanyak diri.
ACE2 adalah enzim yang menempel pada permukaan luar atau membran sel-sel di beberapa organ.
83 persen reseptor ACE2 terdapat di sel paru-paru, sementara reseptor ACE2 yang lain juga ada di saluran pencernaan dan ginjal.
"Makanya tidak aneh kalau misalkan gejala dari virusnya itu selain ke saluran napas dan juga ke saluran cerna ada diare dan lain-lain. Sisanya itu ada di jantung, di ginjal dan endothelium," tuturnya.
Setelah berikatan dan masuk ke sel, maka virus akan berkembang cepat. Jutaan virus akan menginfeksi sel-sel sehat yang lain. Itu sebabnya virus itu dapat menginfeksi dengan sangat masif.
Apalagi materi genetik dari virus SARS-CoV-2 adalah RNA.
Virus dengan materi genetik RNA sangat cepat berubah atau bermutasi. Perubahan itu bisa menyebabkan virus lebih ganas atau kurang ganas.
Namun, virus itu memiliki kelemahan di mana membran pada virus mudah rusak jika terkena sabun. Itu sebabnya pemerintah mengimbau masyarakat untuk mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir.
Langkah pencegahan lain agar tidak terpapar COVID-19 seperti menjaga jarak dan memakai masker.
COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2020
"Perbedaan virus ini dibanding virus tipe sebelumnya juga itu lebih efisien berikatan dengan ACE-2 reseptor, itu makanya dia sangat contagious (menular)," kata Manager Laboratorium Bio Safety Level 3 (BSl 3) LIPI Ratih dalam webinar Talk to Scientists: Bekerja di Masa Pandemi, Jakarta, Jumat.
Virus SARS-CoV-2 yang menginfeksi manusia bisa menyebabkan gejala diantaranya batuk dan demam pada umumnya.
Sementara pada kasus berat, virus itu bisa berkontribusi menyebabkan diare dan kegagalan organ seperti gagal ginjal.
"Pada kasus berat respon imun menjadi gagal," tutur Ratih.
Ketika masuk ke tubuh manusia, virus SARS-CoV-2 langsung menuju dan berikatan dengan angiotensin converting enzyme 2 (ACE2) sebagai "pintu masuk" untuk menginfeksi dan memperbanyak diri.
ACE2 adalah enzim yang menempel pada permukaan luar atau membran sel-sel di beberapa organ.
83 persen reseptor ACE2 terdapat di sel paru-paru, sementara reseptor ACE2 yang lain juga ada di saluran pencernaan dan ginjal.
"Makanya tidak aneh kalau misalkan gejala dari virusnya itu selain ke saluran napas dan juga ke saluran cerna ada diare dan lain-lain. Sisanya itu ada di jantung, di ginjal dan endothelium," tuturnya.
Setelah berikatan dan masuk ke sel, maka virus akan berkembang cepat. Jutaan virus akan menginfeksi sel-sel sehat yang lain. Itu sebabnya virus itu dapat menginfeksi dengan sangat masif.
Apalagi materi genetik dari virus SARS-CoV-2 adalah RNA.
Virus dengan materi genetik RNA sangat cepat berubah atau bermutasi. Perubahan itu bisa menyebabkan virus lebih ganas atau kurang ganas.
Namun, virus itu memiliki kelemahan di mana membran pada virus mudah rusak jika terkena sabun. Itu sebabnya pemerintah mengimbau masyarakat untuk mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir.
Langkah pencegahan lain agar tidak terpapar COVID-19 seperti menjaga jarak dan memakai masker.
COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2020