Masyarakat Relawan Indonesia (MRI) Aceh Timur-Aksi Cepat Tanggap (ACT) Aceh mengklaim mulai melakukan penggalangan dana bagi tiga bocah mengalami lumpuh layu di Gampong (Desa) Alue Buloh Sa, Kecamatan Simpang Ulim, Aceh Timur.
"Kami pekan ini baru saja bertemu Nurhadi, merupakan ibu dari tiga anak alami lumpuh layu di kediamannya Desa Alue Buloh Sa," ucap relawan MRI Aceh Timur-ACT Aceh, Abu Bakar melalui sambungan telepon seluler dari Banda Aceh, Jumat.
Ia mengaku tak sanggup mendengar tangisan penuh syukur ibu tiga orang anak itu, usai menerima santunan biaya pengobatan bagi anaknya yang terus digalang oleh ACT Aceh melalui laman kitabisa.com.
Seperti diketahui, Nurhadi (37), yang berasal dari keluarga kurang mampu di Aceh Timur masih tinggal menumpang di rumah orang tuanya, bersama empat orang buah hatinya bersama suami tercinta Husaini.
Ia terpaksa berkali-kali menunda pengobatan tiga orang anaknya mengalami lumpuh layu, yakni Jasril Muna (15), Muhammad Danil (11), dan Ismuhar (9), ketika berusia 7 dan 8 tahun. Sedangkan anak bungsunya, Nursyifa belum menginjak bangku sekolah dengan kondisinya dalam keadaan sehat.
"Jangankan untuk merasakan hal yang sama, mendengar dan melihat isak tangis dari orang tua anak-anak lumpuh layu saja, kami tak sanggup," ujar Abu Bakar.
Nurhadi mengaku, kini sedang menunggu bantuan rumah dari Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Aceh Timur ini, pernah ingin kembali menjalankan usaha menjual pisang goreng dan kue basah.
Namun akibat terlilit sulitnya ekonomi, ia tidak punya modal menyalurkan niat berbisnis kecil-kecilan.
"Keluarga kami berusaha bertahan menghadapi kebutuhan hidup, terlebih di saat pandemi COVID-19 yang membuat kondisi jadi semakin sulit. Sejak dalam pendampingan ACT berupa santunan dan biaya pengobatan, kami sangat terbantu," ungkap dia.
Ia mengatakan, suaminya Husaini, cuma bekerja serabutan demi memenuhi kebutuhan keluarga. Pendapatannya jauh dari kata cukup, apalagi dengan keinginan membawa anak-anaknya berobat ke tempat lain.
Kini ketiga orang anaknya hanya menjalani pengobatan urut rutin untuk merangsang saraf-saraf kaki mereka. "Alhamdulillah, kondisi mereka ada perkembangan positif," katanya.
Husaini dan Nurhadi sama-sama memiliki impian membawa anaknya berobat ke rumah sakit yang memiliki fasilitas lengkap dengan harapan kesembuhan seperti orang normal bagi ketiga anaknya.
Husaini (39), berharap masih ada dermawan di luar sana yang ingin membantunya berjuang demi ketiga buah hatinya.
"Dengan bantuan yang kami peroleh ini, harapan kami bisa membawa anak-anak berobat agar mereka bisa berjalan normal, seperti anak-anak lainnya," ucapnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2020
"Kami pekan ini baru saja bertemu Nurhadi, merupakan ibu dari tiga anak alami lumpuh layu di kediamannya Desa Alue Buloh Sa," ucap relawan MRI Aceh Timur-ACT Aceh, Abu Bakar melalui sambungan telepon seluler dari Banda Aceh, Jumat.
Ia mengaku tak sanggup mendengar tangisan penuh syukur ibu tiga orang anak itu, usai menerima santunan biaya pengobatan bagi anaknya yang terus digalang oleh ACT Aceh melalui laman kitabisa.com.
Seperti diketahui, Nurhadi (37), yang berasal dari keluarga kurang mampu di Aceh Timur masih tinggal menumpang di rumah orang tuanya, bersama empat orang buah hatinya bersama suami tercinta Husaini.
Ia terpaksa berkali-kali menunda pengobatan tiga orang anaknya mengalami lumpuh layu, yakni Jasril Muna (15), Muhammad Danil (11), dan Ismuhar (9), ketika berusia 7 dan 8 tahun. Sedangkan anak bungsunya, Nursyifa belum menginjak bangku sekolah dengan kondisinya dalam keadaan sehat.
"Jangankan untuk merasakan hal yang sama, mendengar dan melihat isak tangis dari orang tua anak-anak lumpuh layu saja, kami tak sanggup," ujar Abu Bakar.
Nurhadi mengaku, kini sedang menunggu bantuan rumah dari Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Aceh Timur ini, pernah ingin kembali menjalankan usaha menjual pisang goreng dan kue basah.
Namun akibat terlilit sulitnya ekonomi, ia tidak punya modal menyalurkan niat berbisnis kecil-kecilan.
"Keluarga kami berusaha bertahan menghadapi kebutuhan hidup, terlebih di saat pandemi COVID-19 yang membuat kondisi jadi semakin sulit. Sejak dalam pendampingan ACT berupa santunan dan biaya pengobatan, kami sangat terbantu," ungkap dia.
Ia mengatakan, suaminya Husaini, cuma bekerja serabutan demi memenuhi kebutuhan keluarga. Pendapatannya jauh dari kata cukup, apalagi dengan keinginan membawa anak-anaknya berobat ke tempat lain.
Kini ketiga orang anaknya hanya menjalani pengobatan urut rutin untuk merangsang saraf-saraf kaki mereka. "Alhamdulillah, kondisi mereka ada perkembangan positif," katanya.
Husaini dan Nurhadi sama-sama memiliki impian membawa anaknya berobat ke rumah sakit yang memiliki fasilitas lengkap dengan harapan kesembuhan seperti orang normal bagi ketiga anaknya.
Husaini (39), berharap masih ada dermawan di luar sana yang ingin membantunya berjuang demi ketiga buah hatinya.
"Dengan bantuan yang kami peroleh ini, harapan kami bisa membawa anak-anak berobat agar mereka bisa berjalan normal, seperti anak-anak lainnya," ucapnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2020