Enam nelayan anak asal Aceh Timur yang ditangkap pihak berwenang Thailand beberapa waktu mengaku diperlakukan baik oleh otoritas negeri gajah putih tersebut.
"Kami diperlakukan dengan baik, tidak dipukul. Kami sempat dua kali dipindahkan, terakhir di Phuket, ditahan, sekira dua bulan lamanya," kata Mustafa (16), nelayan asal Idi Cut, Aceh Timur, di Banda Aceh, Sabtu.
Mustafa bersama lima nelayan anak asal Aceh Timur, tiba di Banda Aceh, setelah dipulangkan dari Thailand. Pemulangan mereka difasilitasi Dinas Sosial Aceh.
Selain Mustafa, lima nelayan anak asal Aceh Timur lainnya yang dipulangkan dari Thailand yakni Mawardi (16), Iqbal (16), dan Abdul (16). Ketiganya anak buah kapal KM Perkasa Mahesa. Serta M Israkil Kasra (17), Hamdan (16). Mustafa (16) bersama M Israkil Kasra dan Hamdan merupakan anak buah kapal KM Sultan Baru.
Mustafa menyebutkan dirinya bersama 23 nelayan Aceh Timur ditangkap pihak berwenang Thailand setelah kapal mereka hanyut akibat kerusakan mesin dan memasuki wilayah negara tetangga tersebut.
"Kami ditangkap di hari ketiga setelah kapal kami rusak. Setelah ditangkap, kami dipisah antara anak-anak dengan orang dewasa. Yang dewasa ada yang dihukum satu hingga dua tahun. Sedangkan kami tidak," kata Mustafa.
Mustafa menyebutkan mereka sempat ditahan di Songkla selama 25 hari. Kemudian dibawa ke Phuket dan ditahan sekitar dua bulan lamanya, sebelum dipulangkan ke Indonesia.
"Saya bekerja sebagai nelayan karena tidak sekolah lagi. Saya baru pertama jadi nelayan, ikut melaut dan langsung ditangkap. Sebelumnya saya menjadi buruh bangunan," kata Mustafa.
Sementara itu, Dinas Sosial Aceh akan mengantar langsung enam anak yang bekerja sebagai nelayan dan ditangkap otoritas Thailand beberapa bulan lalu kepada orang tua mereka masing-masing di Kabupaten Aceh Timur.
"Kami akan antar mereka ke pangkuan orang tua masing-masing. Petang ini mereka diantar setelah menempuh perjalanan Thailand, Jakarta, dan Aceh," kata Kepala Dinas Sosial Aceh Alhudri.
Alhudri menyebutkan enam anak tersebut sudah tidak di Banda Aceh, setelah menempuh perjalanan udara dari Jakarta. Sesampai di Banda Aceh, mereka dibawa ke Kantor Dinas Sosial Aceh dan diistirahatkan di sebuah penginapan sebelum dipulangkan semua ke Aceh Timur.
"Kondisi keenam nelayan anak ini dalam keadaan sehat. Untuk memulangkan mereka, kami berkomunikasi secara intens dengan Kementerian Luar Negeri. Sebab, pemulangan mereka merupakan kewenangan Kementerian Luar Negeri," kata Alhudri.
COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2020
"Kami diperlakukan dengan baik, tidak dipukul. Kami sempat dua kali dipindahkan, terakhir di Phuket, ditahan, sekira dua bulan lamanya," kata Mustafa (16), nelayan asal Idi Cut, Aceh Timur, di Banda Aceh, Sabtu.
Mustafa bersama lima nelayan anak asal Aceh Timur, tiba di Banda Aceh, setelah dipulangkan dari Thailand. Pemulangan mereka difasilitasi Dinas Sosial Aceh.
Selain Mustafa, lima nelayan anak asal Aceh Timur lainnya yang dipulangkan dari Thailand yakni Mawardi (16), Iqbal (16), dan Abdul (16). Ketiganya anak buah kapal KM Perkasa Mahesa. Serta M Israkil Kasra (17), Hamdan (16). Mustafa (16) bersama M Israkil Kasra dan Hamdan merupakan anak buah kapal KM Sultan Baru.
Mustafa menyebutkan dirinya bersama 23 nelayan Aceh Timur ditangkap pihak berwenang Thailand setelah kapal mereka hanyut akibat kerusakan mesin dan memasuki wilayah negara tetangga tersebut.
"Kami ditangkap di hari ketiga setelah kapal kami rusak. Setelah ditangkap, kami dipisah antara anak-anak dengan orang dewasa. Yang dewasa ada yang dihukum satu hingga dua tahun. Sedangkan kami tidak," kata Mustafa.
Mustafa menyebutkan mereka sempat ditahan di Songkla selama 25 hari. Kemudian dibawa ke Phuket dan ditahan sekitar dua bulan lamanya, sebelum dipulangkan ke Indonesia.
"Saya bekerja sebagai nelayan karena tidak sekolah lagi. Saya baru pertama jadi nelayan, ikut melaut dan langsung ditangkap. Sebelumnya saya menjadi buruh bangunan," kata Mustafa.
Sementara itu, Dinas Sosial Aceh akan mengantar langsung enam anak yang bekerja sebagai nelayan dan ditangkap otoritas Thailand beberapa bulan lalu kepada orang tua mereka masing-masing di Kabupaten Aceh Timur.
"Kami akan antar mereka ke pangkuan orang tua masing-masing. Petang ini mereka diantar setelah menempuh perjalanan Thailand, Jakarta, dan Aceh," kata Kepala Dinas Sosial Aceh Alhudri.
Alhudri menyebutkan enam anak tersebut sudah tidak di Banda Aceh, setelah menempuh perjalanan udara dari Jakarta. Sesampai di Banda Aceh, mereka dibawa ke Kantor Dinas Sosial Aceh dan diistirahatkan di sebuah penginapan sebelum dipulangkan semua ke Aceh Timur.
"Kondisi keenam nelayan anak ini dalam keadaan sehat. Untuk memulangkan mereka, kami berkomunikasi secara intens dengan Kementerian Luar Negeri. Sebab, pemulangan mereka merupakan kewenangan Kementerian Luar Negeri," kata Alhudri.
COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2020