Anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD) RI Fachrul Razi meminta pemerintah meninjau kembali metode belajar mengajar daring yang sedang berlangsung sekarang ini.

"Metode belajar daring membebani masyarakat,  terutama mereka yang ekonominya menengah ke bawah. Mereka harus mengeluarkan uang untuk kuota internet dan membeli gawai," kata Fachrul Razi di Banda Aceh, Senin.

Selain membebani ekonomi orang tua, kata Fachrul Razi, proses belajar mengajar daring ini tidak membentuk karakter anak didik. Sebab, tidak ada interaksi langsung antara guru dan anak didik.

"Interaksi ini ada ketika proses belajar mengajar secara langsung. Anak didik bisa meniru guru ketika mengajar di kelas. Kalau secara daring, karakter ini tidak bisa didapat karena sifatnya monoton," kata Fachrul Razi.

Fachrul Razi juga menyebutkan infrastruktur juga menjadi kendala pelaksanaan belajar daring. Tidak semua wilayah terkoneksi internet, sehingga menghambat proses belajar mengajar secara virtual.

Menurut Fachrul Razi, pemerintah bisa menerapkan proses belajar mengajar langsung dengan catatan menerapkan protokol kesehatan ketat, seperti menjaga jarak sesama anak didik, menggunakan masker dan lainnya.

Jika belajar tatap muka tidak dilakukan, maka akan terjadi perubahan tingkah laku anak didik. Dan ini mengkhawatirkan kualitas sumber daya manusia yang akan memimpin generasi mendatang, kata Fachrul Razi.

"Karena itu, kami meminta pemerintah mempertimbangkan bagaimana melaksanakan proses belajar mengajar tatap muka di era adaptasi kebiasaan baru sekarang ini," kata Fachrul Razi.

Pewarta: M.Haris Setiady Agus

Editor : Azhari


COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2020