Pemerintah Kota Lhokseumawe telah melakukan rapid test (tes cepat) terhadap 296 warga imigran etnis Rohingya yang terdampar di Pantai Ujong Blang Kecamatan Banda Sakti, Kota Lhokseumawe, Senin (7/9). Dari hasil pemeriksaan seluruh warga pencari suaka tersebut menunjukkan hasil non reaktif.
Kepala Dinas Kesehatan Kota Lhokseumawe dr Said Alam Zulfikar, Selasa (8/9) mengatakan bahwa pihaknya sudah melakukan pemeriksaan kesehatan dan rapid test COVID-19 kepada seluruh warga Rohingya selama dua hari yang dimulai sejak kemarin.
Pemeriksaan itu dilakukan setelah warga muslim Rohingya itu dipindahkan ke Balai Latihan Kerja (BLK) Kota Lhokseumawe, Senin (7/9)
"Sudah kita lakukan pemeriksaan kesehatan dan rapid test COVID-19 bagi warga Rohingya yang terdampar kemarin. Sore tadi baru selesai dan hasil dari pemeriksaan tersebut menunjukkan bahwa seluruhnya non reaktif,"kata dr Said.
Ia menyebutkan bahwa data terbaru untuk jumlah warga Rohingya yang terdampar di perairan laut Lhokseumawe itu berjumlah 296 orang, dimana jumlah sebelumnya diberitakan sebanyak 297 orang.
Ia menambahkan usai mengetahui adanya warga Rohingya baru yang terdampar di perairan Lhokseumawe, pemerintah kota setempat langsung melakukan langkah penanganan terhadap imigran gelap seusai tiba di darat Pantai Ujong Blang. Dengan langkah tersebut maka akan lebih mempermudah petugas dalam penanganannya.
"Alhamdulillah hasilnya non reaktif, dengan hasil itu maka dapat memudahkan kita dalam melakukan penanganan terhadap pengungsi Rohingya,"kata dr Said.
Sebelumnya, kata dr Said, Pemerintah Kota Lhokseumawe juga sudah menyiapkan rusunawa untuk mengantisipasi jika terdapat hasil rapid test yang menunjukkan reaktif.
"Rusunawa sudah disiapkan untuk diisolasi jika ada yang reaktif, Alhamdulillah hasilnya semua non reaktif,"katanya.
Ia menyebutkan, upaya pemeriksaan kesehatan dan rapid test untuk warga Rohingya itu dilakukan karena mengingat pengungsi Rohingya itu terdampar di perairan Lhokseumawe pada saat masa pandemi COVID-19. Sehingga pihaknya harus menerapkan protokol kesehatan untuk mengantisipasi penyebaran COVID-19 di wilayahnya.
"Kota Lhokseumawe saat ini masih berstatus zona orange. Dengan total pasien positif COVID-19 mencapai 71 orang dan meninggal dunia dua orang. Rapid test kepada warga Rohingya dilakukan untuk mengantisipasi penyebaran virus mematikan tersebut, jangan sampai bertambah lagi,"kata dia.
dr Said juga tak bosan-bosannya menyampaikan kepada masyarakat agar terus disiplin menerapkan protokol kesehatan agar penyebaran COVID-19 dapat dihentikan.
"Mari bersama-sama kita lawan penyebaran COVID-19 dengan tetap disiplin menerapkan protokol kesehatan,"kata dr Said.
COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2020
Kepala Dinas Kesehatan Kota Lhokseumawe dr Said Alam Zulfikar, Selasa (8/9) mengatakan bahwa pihaknya sudah melakukan pemeriksaan kesehatan dan rapid test COVID-19 kepada seluruh warga Rohingya selama dua hari yang dimulai sejak kemarin.
Pemeriksaan itu dilakukan setelah warga muslim Rohingya itu dipindahkan ke Balai Latihan Kerja (BLK) Kota Lhokseumawe, Senin (7/9)
"Sudah kita lakukan pemeriksaan kesehatan dan rapid test COVID-19 bagi warga Rohingya yang terdampar kemarin. Sore tadi baru selesai dan hasil dari pemeriksaan tersebut menunjukkan bahwa seluruhnya non reaktif,"kata dr Said.
Ia menyebutkan bahwa data terbaru untuk jumlah warga Rohingya yang terdampar di perairan laut Lhokseumawe itu berjumlah 296 orang, dimana jumlah sebelumnya diberitakan sebanyak 297 orang.
Ia menambahkan usai mengetahui adanya warga Rohingya baru yang terdampar di perairan Lhokseumawe, pemerintah kota setempat langsung melakukan langkah penanganan terhadap imigran gelap seusai tiba di darat Pantai Ujong Blang. Dengan langkah tersebut maka akan lebih mempermudah petugas dalam penanganannya.
"Alhamdulillah hasilnya non reaktif, dengan hasil itu maka dapat memudahkan kita dalam melakukan penanganan terhadap pengungsi Rohingya,"kata dr Said.
Sebelumnya, kata dr Said, Pemerintah Kota Lhokseumawe juga sudah menyiapkan rusunawa untuk mengantisipasi jika terdapat hasil rapid test yang menunjukkan reaktif.
"Rusunawa sudah disiapkan untuk diisolasi jika ada yang reaktif, Alhamdulillah hasilnya semua non reaktif,"katanya.
Ia menyebutkan, upaya pemeriksaan kesehatan dan rapid test untuk warga Rohingya itu dilakukan karena mengingat pengungsi Rohingya itu terdampar di perairan Lhokseumawe pada saat masa pandemi COVID-19. Sehingga pihaknya harus menerapkan protokol kesehatan untuk mengantisipasi penyebaran COVID-19 di wilayahnya.
"Kota Lhokseumawe saat ini masih berstatus zona orange. Dengan total pasien positif COVID-19 mencapai 71 orang dan meninggal dunia dua orang. Rapid test kepada warga Rohingya dilakukan untuk mengantisipasi penyebaran virus mematikan tersebut, jangan sampai bertambah lagi,"kata dia.
dr Said juga tak bosan-bosannya menyampaikan kepada masyarakat agar terus disiplin menerapkan protokol kesehatan agar penyebaran COVID-19 dapat dihentikan.
"Mari bersama-sama kita lawan penyebaran COVID-19 dengan tetap disiplin menerapkan protokol kesehatan,"kata dr Said.
COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2020