Aceh Selatan (ANTARA) - Warga Aceh Selatan menolak pendaratan kapal motor yang mengangkut sekitar 150 orang imigran etnis Rohingya untuk mendarat di bibir pantai kabupaten setempat.
"Warga Aceh Selatan khususnya di Labuhan Haji, Labuhan Haji Timur dan Labuhan Haji Barat, menolak menampung kapal motor imigran etnis Rohingya," kata Hernanda Taher, tokoh masyarakat Labuhan Haji Raya di Aceh Selatan, Minggu.
Mantan Anggota DPRK Aceh Selatan itu menjelaskan alasan warga menolak karena didasari berbagai kekhawatiran masyarakat terhadap imigran Rohingya yang terus berdatangan ke Provinsi Aceh.
"Seperti yang diketahui bersama, di beberapa kabupaten di Provinsi Aceh seperti di Aceh Barat, banyak persoalan yang terjadi ketika masyarakat setempat menerima," kata Hernanda Taher.
Ia menambahkan hingga saat ini hasil koordinasi dengan masyarakat setempat, masyarakat tidak menerima ataupun menolak keras untuk pendaratan Rohingya tersebut.
"Kami meminta lembaga PBB untuk penanganan pengungsi atau UNHCR untuk segera memindahkan Rohingya yang terombang-ambing di perairan Aceh Selatan," kata Hernanda Taher.
Tokoh Masyarakat Labuhan Haji Raya itu mendesakUNHCR segera mencari solusi terkait pemindahan etnis Imigran Rohingya tersebut.
"Masyarakat sudah sangat resah, karena sudah dua hari kapal motor pengangkut Rohingya tersebut terombang-ambing di perairan Aceh Selatan. kami meminta UNHCR segera bertindak," kata Hernanda Taher.
Sementara itu, terkait bantuan kemanusiaan, Hernanda Taher menyampaikan semenjak dua hari kapal motor Rohingya terombang-ambing di Laut Aceh Selatan.
Masyarakat setempat tetap memberikan logistik berupa nasi bungkus, air mineral dan makanan ringan lainnya.
"Masyarakat Labuhan Haji Raya tetap memberikan bantuan kemanusiaan berupa logistik, namun setiap harinya mayat ditemukan di bibir pantai Aceh Selatan, untuk saat ini sudah dua mayat ditemukan," pungkas Hernanda Taher.