Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Aceh menyatakan warga positif terpapar COVID-19 terus meningkat di daerah Tanah Rencong, dan yang paling mengkhawatirkan ialah terdapat satu juta pendudukan wilayah Aceh yang rawan terinfeksi.
"Paling mengkhawatirkan dari IDI adalah bahwa ada satu juta penduduk Aceh, menjadi kelompok rawan apabila terserang COVID-19, mereka adalah kelompok yang memiliki komorbid," kata Ketua IDI Safrizal Rahman dalam konfersi pers secara virtual di Banda Aceh, Rabu.
Ia menjelaskan, kelompok komorbid ialah mereka yang memiliki penyakit penyerta. IDI Aceh telah menghitung dan sepakat, setelah mengkonfirmasi kepada para ahli terkait jumlah itu, bahkan, angka lebih dari satu juta orang penduduk.
Lanjut Safrizal, termasuk di dalamnya adalah penduduk yang menderita penyakit diabetes, hipertensi, penyakit jantung, gagal ginjal, penyakit paru, dan obesitas.
"Kelompok ini adalah kelompok orang-orang yang memiliki komorbid atau penyakit penyerta yang bila terkena COVID-19 bisa berakibat fatal," katanya.
Oleh karena itu, Pemerintah Aceh harus segera melahirkan langkah-langkah kongkret, seperti melakukan pemeriksaan masif dengan metode swab PCR, dengan konsekuensi akan menemukan banyak kasus positif di masyarakat.
"Pemerintah harus melakukan upaya terstruktur dengan melibatkan seluruh komponen masyarakat termasuk di dalamnya para tokoh, ulama, universitas, dalam melawan corona dengan strategi yang jelas dan terukur," katanya.
Upaya di atas harus meliputi promotif, preventif di hulu, dan kuratif di hilir secara seimbang. Komponen ini harus dijalankan secara bersamaan, kata Safrizal lagi.
COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2020
"Paling mengkhawatirkan dari IDI adalah bahwa ada satu juta penduduk Aceh, menjadi kelompok rawan apabila terserang COVID-19, mereka adalah kelompok yang memiliki komorbid," kata Ketua IDI Safrizal Rahman dalam konfersi pers secara virtual di Banda Aceh, Rabu.
Ia menjelaskan, kelompok komorbid ialah mereka yang memiliki penyakit penyerta. IDI Aceh telah menghitung dan sepakat, setelah mengkonfirmasi kepada para ahli terkait jumlah itu, bahkan, angka lebih dari satu juta orang penduduk.
Lanjut Safrizal, termasuk di dalamnya adalah penduduk yang menderita penyakit diabetes, hipertensi, penyakit jantung, gagal ginjal, penyakit paru, dan obesitas.
"Kelompok ini adalah kelompok orang-orang yang memiliki komorbid atau penyakit penyerta yang bila terkena COVID-19 bisa berakibat fatal," katanya.
Oleh karena itu, Pemerintah Aceh harus segera melahirkan langkah-langkah kongkret, seperti melakukan pemeriksaan masif dengan metode swab PCR, dengan konsekuensi akan menemukan banyak kasus positif di masyarakat.
"Pemerintah harus melakukan upaya terstruktur dengan melibatkan seluruh komponen masyarakat termasuk di dalamnya para tokoh, ulama, universitas, dalam melawan corona dengan strategi yang jelas dan terukur," katanya.
Upaya di atas harus meliputi promotif, preventif di hulu, dan kuratif di hilir secara seimbang. Komponen ini harus dijalankan secara bersamaan, kata Safrizal lagi.
COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2020