Dua kelompok perang di Kabupaten Jayawijaya, Provinsi Papua, sepakat berdamai setelah sempat berperang tiga hari berturut-turut.
Kapolres Jayawijaya AKBP Dominggus Rumaropen di Wamena, Ibu Kota Kabupaten Jayawijaya, Minggu, mengatakan kesepakatan dilakukan di Mapolres Jayawijaya.
"Sabtu, (12/9) kemarin kami melakukan pertemuan di polres dan terimakasih kedua pihak sepakat berdamai," ungkap-nya.
Kapolres mengatakan kedua pihak sepakat berdamai karena hingga kini mereka juga belum mengetahui pelaku pembakaran rumah tradisional atau honai yang memicu perang.
"Kalau mau dituduhkan ke Pelebaga tidak mungkin karena jaraknya cukup jauh sehingga setelah dialog, masyarakat bisa mengukur sendiri bahwa ternyata ada kekeliruan jika menuduh kelompok sebelah yang bakar," tuturnya.
Dari mediasi itu, kedua pihak paham bahwa perang hanya membawa penderitaan bagi masyarakat di sana.
"Saya sampaikan terimakasih kepada kedua kelompok yang sepakat mengakhiri perang dan juga terimakasih kepada anggota Polres Jayawijaya, Brimob yang jatuh bangun menjaga keamanan di perbatasan dua kampung itu," ujarnya.
Kepala Suku Perang Kampung Wukahilapok Lukas Wuka mengatakan sudah memerintahkan warganya yang siaga perang untuk kembali ke kampung masing-masing.
"Kami tidak perang lagi. Selaku kepala suku Kampung Wukahilapok di Distrik Pelebaga menyatakan bahwa saya tidak akan perintah perang lagi," katanya menegaskan.
Kepala Suku Perang Kampung Meagama Simeon Elopere mengaku kecewa karena mereka tidak melanjutkan perang, namun sebagai umat beriman mereka menyerahkan semua kepada Tuhan.
"Ketidak puasan itu kami serahkan kepada Tuhan, nanti Tuhan yang atur demi kebersamaan, keamanan, kenyamanan maka saya selaku kepala perang Kampung Meagama, Distrik Hubikosy, perang berakhir pada Sabtu, dan tidak akan berlanjut lagi," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2020
Kapolres Jayawijaya AKBP Dominggus Rumaropen di Wamena, Ibu Kota Kabupaten Jayawijaya, Minggu, mengatakan kesepakatan dilakukan di Mapolres Jayawijaya.
"Sabtu, (12/9) kemarin kami melakukan pertemuan di polres dan terimakasih kedua pihak sepakat berdamai," ungkap-nya.
Kapolres mengatakan kedua pihak sepakat berdamai karena hingga kini mereka juga belum mengetahui pelaku pembakaran rumah tradisional atau honai yang memicu perang.
"Kalau mau dituduhkan ke Pelebaga tidak mungkin karena jaraknya cukup jauh sehingga setelah dialog, masyarakat bisa mengukur sendiri bahwa ternyata ada kekeliruan jika menuduh kelompok sebelah yang bakar," tuturnya.
Dari mediasi itu, kedua pihak paham bahwa perang hanya membawa penderitaan bagi masyarakat di sana.
"Saya sampaikan terimakasih kepada kedua kelompok yang sepakat mengakhiri perang dan juga terimakasih kepada anggota Polres Jayawijaya, Brimob yang jatuh bangun menjaga keamanan di perbatasan dua kampung itu," ujarnya.
Kepala Suku Perang Kampung Wukahilapok Lukas Wuka mengatakan sudah memerintahkan warganya yang siaga perang untuk kembali ke kampung masing-masing.
"Kami tidak perang lagi. Selaku kepala suku Kampung Wukahilapok di Distrik Pelebaga menyatakan bahwa saya tidak akan perintah perang lagi," katanya menegaskan.
Kepala Suku Perang Kampung Meagama Simeon Elopere mengaku kecewa karena mereka tidak melanjutkan perang, namun sebagai umat beriman mereka menyerahkan semua kepada Tuhan.
"Ketidak puasan itu kami serahkan kepada Tuhan, nanti Tuhan yang atur demi kebersamaan, keamanan, kenyamanan maka saya selaku kepala perang Kampung Meagama, Distrik Hubikosy, perang berakhir pada Sabtu, dan tidak akan berlanjut lagi," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2020