Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) 1-2 Nagan Raya, Aceh, kini mulai melakukan ujicoba penggunaan cangkang kelapa sawit sebagai bahan baku pembangkit tenaga listrik, guna menurunkan polusi udara.

“Penggunaan cangkang kelapa sawit ini bertujuan untuk untuk mengurangi emisi gas buang dan mewujudkan lingkungan sehat (go green),” kata Manager Unit Pelaksana Pembangkitan (UPK) PLTU 1-2 Nagan Raya, Aceh, Harmanto, Ahad di Suka Makmue.

Menurutnya, penggunaan cangkang sebagai bahan baku pembakaran PLTU Nagan Raya tersebut juga merupakan bagian untuk menyukseskan program pemerintah, terkait energi baru terbarukan (EBT).

Ia juga menjelaskan, pemakaian cangkang kelapa sawit di dalam mesin pembakit PLTU tersebut bersamaan dengan bahan baku batu bara.

“Ini kita ujicoba dulu, penggunaan cangkangnya pada Sabtu kemarin sebanyak lima persen dan hari ini kita gunakan 10 persen, dari total pemakaian per jamnya,” katanya menambahkan.

Harmanto juga mengatakan sejauh ini penggunaan cangkang kelapa sawit bersamaan dengan batu bara di pembangkit listrik tersebut tidak mengalami kendala apa pun.

Ia juga mengatakan, ujicoba penggunaan cangkang kelapa sawit merupakan metode untuk mengurangi penggunaan batubara, yang menjadi sumber energi primer pada PLTU yang ada di Indonesia pada umumnya.

Sedangkan cangkang kelapa sawit yang digunakan untuk pembangkit listrik tersebut, kata dia, diperoleh dari pabrik kelapa sawit yang ada di Kabupaten Nagan Raya, Aceh, katanya.

Apabila program tersebut berhasil, kata dia, maka akan mampu mengurangi bahan bakar yang berasal dari batu bara karena harganya yang mahal, sementara limbah cangkang kelapa sawit harganya sangat terjangkau.

“Untuk tahap pertama ini kita menggunakan bahan baku limbah cangkang kelapa sawit sebanyak 150 ton saja,” katanya menuturkan.
 

Pewarta: Teuku Dedi Iskandar

Uploader : Salahuddin Wahid


COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2020