Keluarga Fatani, pasien probable COVID-19 yang kabur dari Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Sultan Iskandar Muda, Kabupaten Nagan Raya, Aceh mengaku terpaksa kabur dari rumah sakit karena tidak terima divonis terinfeksi COVID-19.

"Jadi  terpaksa saya membawa keluar ayah dari rumah sakit, karena tiba-tiba divonis terkena COVID-19. Padahal ayah saya tidak pernah di swab atau dilakukan tes PCR," kata Ronal (27) anak kandung Fatani yang dihubungi Senin malam di Suka Makmue.

Ia menuturkan, sebelum dirujuk ke rumah sakit pada Sabtu (17/10), ayahnya yang selama ini mengidap penyakit jantung dan sesak napas, sempat menjalani pemeriksaan tes cepat (rapid test) di Puskesmas dengan hasil non reaktif.

Bahkan ketika tiba di RSUD Sultan Iskandar Muda Nagan Raya, kata Ronal, ayahnya juga dirawat di ruang rawat umum dengan perawatan pasien penyakit jantung.

Namun belum satu hari dirawat di rumah sakit, tiba-tiba ayahnya hendak dipindahkan ke ruang isolasi pasien COVID-19 oleh perawat, sehingga mendapat penolakan dari pihak keluarga.

"Jadi mengapa kami tolak dan harus segera keluar dari rumah sakit, karena ayah saya tidak pernah diperiksa tes swab, malah divonis terkena COVID-19. Ini membuat pihak keluarga tidak terima," kata Ronal menuturkan.

Karena dalam kondisi panik dan ketakutan, ia bersama sang ayah secara tidak sengaja turut membawa rekam medis rumah sakit. 

Namun kini surat rekam medis tersebut ia akui sudah dikembalikan ke pihak rumah sakit, setelah dihubungi pihak terkait, kata Ronal menjelaskan.

Sementara itu, Dokter Rosida Hanum, selaku dokter spesialis penyakit paru di RSUD Sultan Iskandar Muda, Kabupaten Nagan Raya, Aceh yang dikonfirmasi terpisah, Senin malam membenarkan bahwa pasien diduga kabur dari rumah sakit atas nama Fatani belum sempat dilakukan tes usap (swab).

"Jadi pasiennya belum kita swab karena baru datang ke rumah sakit sekitar satu atau dua jam," kata dr Rosida Hanum.

Ia menjelaskan, pasien bernama Fatani sebelumnya diduga probable (terindikasi) terinfeksi COVID-19 karena berdasarkan hasil pemeriksaan medis oleh dr Edi Hidayat SPPD selaku dokter ahli penyakit dalam, gejala yang dialami oleh pasien tersebut mirip dengan gejala infeksi virus corona.

Hal tersebut juga dibuktikan dengan hasil foto rontgent bagian paru-paru pasien, serta hasil pemeriksaan medis lainnya.

"Karena gejalanya mirip terinfeksi COVID-19, makanya Bapak Fatani kita coba bawa ke ruang isolasi. Namun saat akan dibawa, pasiennya menolak dan kemudian diduga kabur," kata dokter Rosida Hanum menuturkan.

Pewarta: Teuku Dedi Iskandar

Editor : Azhari


COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2020