Koalisi Rakyat untuk Kedaulatan Pangan (KRKP) menekankan pentingnya peran perempuan tani dan petani muda yang menjadi pahlawan demi mencegah terjadinya krisis pangan, seperti yang diperingatkan Badan Pangan dan Pertanian Dunia (FAO).
Koordinator Nasional KRKP Said Abdullah menegaskan bahwa pangan dan pertanian merupakan sektor terpenting, dan menjadi penopang bagi sektor lain yang mengalami perlambatan di tengah resesi ekonomi akibat pandemi.
Pada sisi lain, sektor ini juga memegang peran penting dalam menjaga stabilitas nasional agar tidak jatuh pada situasi rawan pangan dan kelaparan.
"Perempuan dan petani muda menjadi pahlawan pada situasi krisis seperti ini. Mereka tetap memberi pangan, sekalipun mereka menghadapi risiko baik terkena wabah, maupun kegagalan usaha tani akibat situasi rantai pasok yang terganggu," kata Said dalam webinar di Jakarta, Sabtu.
Menurut dia, di tengah pandemi ini menjadi momen bagi masyarakat yang sadar dan memberikan perhatian besar pada pertanian dan pangan, mengingat pada krisis sebelumnya tahun 1998, sektor ini juga yang menjadi penyelamat.
Senada dengan itu, Duta Petani Muda 2016 dan pendiri Twelves Organic Farm Maya Solastika mengatakan bahwa pangan dan petani masih akan terus dibutuhkan sepanjang adanya kehidupan.
"Tercukupinya kebutuhan akan pangan menjadi gambaran dari kehidupan yang sehat dan makmur. Dengan demikian, keberadaan petani menjadi suatu pertanda masa depan yang cerah dari suatu bangsa dan peradaban," kata Maya.
Aktivis Female Food Heroes dan trainer hidroponik Caturini Cahyadiningsih mengemukakan bahwa perempuan punya peran penting dalam memproduksi pangan.
Menurut dia, peran perempuan tani bisa dilakukan mulai dari budidaya sampai penyiapan pangan. Budi daya pangan bisa dilakukan di mana pun baik di pedesaan maupun perkotaan, baik skala besar maupun rumah tangga.
"Saya berupaya agar setiap rumah tangga memiliki kebun sayuran sendiri sehingga bisa memberikan asupan gizi bagi keluarga. Dalam masa pandemi, di mana rumah menjadi pusat aktivitas, maka hidroponik menjadi salah satu solusi kaum urban untuk berkontribusi dalam meningkatkan ketahanan pangan," kata Caturini.
COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2020
Koordinator Nasional KRKP Said Abdullah menegaskan bahwa pangan dan pertanian merupakan sektor terpenting, dan menjadi penopang bagi sektor lain yang mengalami perlambatan di tengah resesi ekonomi akibat pandemi.
Pada sisi lain, sektor ini juga memegang peran penting dalam menjaga stabilitas nasional agar tidak jatuh pada situasi rawan pangan dan kelaparan.
"Perempuan dan petani muda menjadi pahlawan pada situasi krisis seperti ini. Mereka tetap memberi pangan, sekalipun mereka menghadapi risiko baik terkena wabah, maupun kegagalan usaha tani akibat situasi rantai pasok yang terganggu," kata Said dalam webinar di Jakarta, Sabtu.
Menurut dia, di tengah pandemi ini menjadi momen bagi masyarakat yang sadar dan memberikan perhatian besar pada pertanian dan pangan, mengingat pada krisis sebelumnya tahun 1998, sektor ini juga yang menjadi penyelamat.
Senada dengan itu, Duta Petani Muda 2016 dan pendiri Twelves Organic Farm Maya Solastika mengatakan bahwa pangan dan petani masih akan terus dibutuhkan sepanjang adanya kehidupan.
"Tercukupinya kebutuhan akan pangan menjadi gambaran dari kehidupan yang sehat dan makmur. Dengan demikian, keberadaan petani menjadi suatu pertanda masa depan yang cerah dari suatu bangsa dan peradaban," kata Maya.
Aktivis Female Food Heroes dan trainer hidroponik Caturini Cahyadiningsih mengemukakan bahwa perempuan punya peran penting dalam memproduksi pangan.
Menurut dia, peran perempuan tani bisa dilakukan mulai dari budidaya sampai penyiapan pangan. Budi daya pangan bisa dilakukan di mana pun baik di pedesaan maupun perkotaan, baik skala besar maupun rumah tangga.
"Saya berupaya agar setiap rumah tangga memiliki kebun sayuran sendiri sehingga bisa memberikan asupan gizi bagi keluarga. Dalam masa pandemi, di mana rumah menjadi pusat aktivitas, maka hidroponik menjadi salah satu solusi kaum urban untuk berkontribusi dalam meningkatkan ketahanan pangan," kata Caturini.
COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2020