Sejak pandemi COVID-19 melanda Indonesia termasuk di Aceh, sistem pembelajaran di seluruh sekolah terpaksa harus menerapkan metode belajar online atau dalam jaringan (daring) bagi siswa.

Tak terkecuali bagi siswa Sekolah Dasar Islam Terpadu (SDIT) Vinca Rosea Tahfiz Internasional, namun dalam sistem belajar daring tersebut banyak terdapat kendala kesulitan bagi siswa-siswi. Sehingga sekolah pun menggunakan alternatif lain dengan menerapkan metode home visit (berkunjung ke rumah siswa) sebagai solusi untuk tetap melangsungkan proses pembelajaran.

"Metode home visit merupakan alternatif pembelajaran ditengah pandemi COVID-19, program ini dilakukan untuk menyelesaikan permasalahan yang dihadapi anak didik,"kata Kepala SDIT Vinca Rosea Tahfiz Internasional Mira Isma di Lhokseumawe, Senin (2/11).

Dikatakannya, selama proses belajar mengajar secara daring, kemampuan siswa-siswi dalam menghafal Al-Qur'an semakin menurun, sehingga pihaknya melakukan proses pembelajaran dengan metode home visit sebagai bentuk menindaklanjuti pelaksanaan belajar di rumah dan memahami berbagai kendala yang dialami siswa.

"Ini salah satu alternatif dari pihak sekolah karena kemampuan siswa-siswi mengalami penurunan perkembangan belajarnya, mengingat sekolah ini merupakan sekolah Tahfiz Al-Qur'an,"katanya.

Ia mengatakan, proses pembelajaran metode home visit dengan tetap memperhatikan protokol kesehatan tersebut sudah dilakukan sejak bulan Agustus. Dalam proses belajar, siswanya dibatasi hanya lima orang saja per kelompok yang dikumpulkan di satu rumah.

"Siswanya dikumpulkan di satu rumah dan guru akan mendatangi rumah yang sudah ditentukan untuk memberikan pelajaran. Alhamdulilah peserta didik sangat antusias dengan pembelajaran dengan metode home visit,"katanya.

Sementara itu, Ketua Yayasan Pendidikan Islam Vinca Rosea Azhari mengatakan program pembelajaran home visit tersebut dilakukan sebagai upaya menjawab kendala yang dihadapi anak didik dalam proses belajar mengajar secara daring.

"Sebagai ketua yayasan dan juga orang tua, saya melihat bahwa proses belajar secara daring sangat tidak efektif, apalagi yayasan ini merupakan tempat anak-anak untuk belajar menghafal Al-Qur'an,"katanya.

Ia menyebutkan, selama pembelajaran secara daring, banyak orang tua dan anak didik yang mengeluhkan kehilangan hafalan atau turunnya kemampuan menghafal Al-Qur'an.

"Dengan berbagai kendala tersebutlah, sehingga pihak yayasan memutuskan untuk menerapkan metode home visit. Kondisi pandemi COVID-19 ini tidak boleh memberatkan siswa, oleh karena itu, kreatifitas guru dalam kegiatan pembelajaran tersebut sangat menentukan besarnya atensi siswa, sehingga siswa dapat menerima pembelajaran lebih maksimal,"kata Azhari.

Salah seorang wali murid, Siddiq mengatakan sangat menyambut baik kegiatan pembelajaran dengan metode home visit ini. Hal tersebut dianggap sangat efektif karena selama belajar daring anaknya merasa jenuh dan banyak hafalan Al-Qur'an yang lupa.

"Alhamdulillah dengan belajar home visit ini, anak-anak kami merasa lebih bersemangat lagi dalam mengikuti belajar,"katanya

Siddiq mengaku bahwa selama belajar daring, anaknya telah banyak kehilangan hafalan Al-Qur'an dan berharap Dangan kegiatan tersebut maka tingkat kemampuan anaknya dapat lebih meningkat.

"Saat ini anak saya sudah menghafal 28 surah dalam Al-Qur'an, namun semenjak penerapan belajar mengajar secara daring, telah banyak hafalan tersebut lupa. Semoga saja pandemi ini segera berakhir dan aktifitas kembali normal seperti sediakala,"katanya.
 

Pewarta: Dedy Syahputra

Uploader : Salahuddin Wahid


COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2020