Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Aceh menyatakan infeksi COVID-19 terhadap tenaga medis di provinsi paling barat Indonesia itu sudah menunjukkan penurunan, seiring dengan kesadaran warga yang terus baik tentang ancaman virus corona.

"Secara umum rata-rata jumlah tenaga medis yang terinfeksi sudah jauh sekali turun, dibandingkan bulan-bulan sebelumnya," kata Ketua IDI Aceh dr Safrizal Rahman di Banda Aceh, Rabu.

Dia menilai penurunan infeksi COVID-19 terhadap paramedis juga disebabkan karena membaiknya tindakan skrining di fasilitas kesehatan, dan pemahaman tentang virus corona di tengah masyarakat Aceh juga semakin lebih baik.

Lanjut dia, tenaga medis juga sudah disiplin melakukan pembagian pelayanan terhadap pasien umum dengan pasien yang terindikasi COVID-19. Artinya pasien yang menunjukkan gejala infeksi virus tersebut tidak dilayani ke ruang medis untuk pasien umum.

"Pemakaian APD (Alat Pelindung Diri) di daerah pelayanan COVID-19 juga sudah berjalan dengan baik sehingga angka terinfeksi tenaga medis yang melayani COVID-19 di ruang COVID-19 juga sangat kecil," katanya.

Secara akumulatif, kata Safrizal, dokter yang positif terinfeksi COVID-19 di Aceh sekitar 240 orang, sejak awal pandemi virus yang menyerang paru-paru manusia itu terdeteksi di wilayah Tanah Rencong pada Maret lalu.

"Dokter yang (masih) dirawat enggak ada, sudah sangat kecil sekali, rata-rata sudah sembuh semua," katanya.

Selain penurunan infeksi terhadap tenaga medis, angka infeksi COVID-19 terhadap warga yang positif juga sudah mulai landai sejak beberapa pekan terakhir.

Hingga Selasa (18/11) kemarin, kasus COVID-19 di Aceh telah mencapai 7.975 orang, diantaranya 6.366 orang telah sembuh, 299 orang meninggal dunia dan 1.310 orang masih dalam perawatan di rumah sakit atau isolasi mandiri.

Pewarta: Khalis Surry

Uploader : Salahuddin Wahid


COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2020