* Daerah Tertinggal Yang Terentaskan

Bertepatan tanggal 8 Oktober 2014 dua tahun sudah Bupati HT Alaidinsyah dan Wakil Bupati Drs H Rachmat Fitri HD MPA memimpin Kabupaten Aceh Barat. Tema pembangunan pada tahun kedua sesuai dengan Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) adalah Penguatan Sarana dan Prasarana Publik dan Pembangunan.

Arah kebijakan pada periode tahun kedua ini akan menjadi dasar atau faktor untuk penentu keberhasilan tahap-tahap berikutnya bagi perjalanan kebijakan pembangunan jangka menengah di Aceh Barat,

Pembangunan di periode kedua ini difokuskan Penanganan permasalahan pembangunan mendesak seperti pembangunan infrastruktur, menekan angka kemiskinan dan pengangguran serta penguatan ketahanan pangan. Kemudian peningkatan kualitas pelayanan seperti pelayanan kesehatan dan pendidikan yang terjangkau bagi lapisan masyarakat.

Upaya Bupati Alaidinsyah yang akrab disapa Haji Tito dan Wabup Rachmat Fitri akrab disapa Haji Nanda, untuk kemajuan Aceh Barat telah berbuah manis. Hal itu ditandai dengan beragam perolehan prestasi dan mendapat pengakuan pemerintah baik di tingkat provinsi maupun nasional.

Prestasi di bidang pendidikan misalnya, telah berhasil merintis penegerian Universitas Teuku Umar (UTU) Meulaboh yang sering menjadi polemik di kalangan mahasiswa, akademisi dan pemangku kepentingan, walaupun sebagai pemegang tongkat estafet kepemimpinan sebelumnya.

UTU merupakan satu ikon di bumi Teuku Umar dinegerikan pada 2 April 2014 kemudian disusul Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Teungku Dirundeng Meulaboh yang sudah ditingkatkan statusnya menjadi Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) yang segera diresmikan penegerian kampus tersebut.

Demikian pula Akademi Komunitas Negeri (AKN) Meulaboh dikembangkan sebagai jawaban penyediaan tenaga terampil. Keberhasilan ini menjadi catatan bersejarah bagi seluruh komponen masyarakat barat-selatan Aceh (Barsela) sebagai pertanda bangkitnya kembali pendidikan di wilayah Barsela dalam mencetak dan mencerdaskan generasi penerus bangsa.

Torehan prestasi lainnya, ditandai dengan apresiasi pemerintah pusat berupa penghargaan Satyalencana Wirakarya disematkan langsung oleh Presiden RI, Susilo Bambang Yudhoyono kepada Bupati Aceh Barat HT Alaidisnyah, saat pelaksanaan Pekan Nasional (Penas) di Malang, Jawa Timur baru-baru ini.

Penghargaan ini diberikan sebagai entry point dari wujud keseriusan Pemkab Aceh Barat dalam rangka menciptakan kemandirian pangan serta usaha mendorong peran aktif penyuluhan pertanian.

Pada bulan Agustus 2014, Aceh Barat kembali memperoleh prestasi dengan ditetapkannya Desa Langung Kecamatan Meureubo sebagai juara harapan II tingkat nasional dalam perhelatan lomba desa se-Indonesia diserahkan oleh Menteri Dalam Negeri Gamawan Fauzi di Jakarta.

Dari sisi perencanaan, sebagai lumbung berjalan roda pemerintahan di daerah ini, juga mendapat sebuah pengakuan, hal ini terlihat dari proses perencanaan yang telah disusun pada tahun 2013, memperoleh penghargaan sebagai juara I tingkat Provinsi Aceh dan juara III tingkat nasional, sehingga Pemerintah Aceh dan Pemerintah Pusat memberikan sebuah penghargaan anugerah Prof A Madjid Ibrahim dan Pangripta Nusantara kepada daerah yang berjulukan "Bumi Teuku Umar" ini.

Tidak ketinggalan pula pengakuan bagi seluruh masyarakat Aceh Barat khususnya di wilayah Meulaboh atas kesadaran menjaga kebersihan dan pelestarian lingkungan hidup, sehingga mengantarkan ibu kota Kabupaten Aceh Barat memperoleh penghargaan Adipura dari Menteri Lingkungan Hidup.

Bagi dunia kepramukaan, Aceh Barat selama kepemimpinan pasangan Haji Tito dan Haji Nanda ini juga meraih Lencana Dhrama Bakti Pramuka untuk Bupati selaku Pembina gerakan pramuka dan wakil bupati selaku Ketua Kwarcab pramuka Aceh Barat.

Penghargaan ini diberikan langsung oleh Ketua Kwarnas Adyaksa Dault kepada Wabup Drs H Rahcmat Fitri HD MPA di Jakarta yang bertepatan dengan HUT RI ke 69.

Prestasi lain terkini, Aceh Barat telah berhasil keluar dari lingkaran daerah tertinggal sebagaimana tertuang dalam Surat Keputusan Menteri Pembangunan Daerah Tertinggal Nomor 141/2014 Tanggal 25 September 2014 tentang penetapan Kabupaten Daerah Tertinggal Yang Terentaskan Tahun 2014 yang langsung diterima Kepala Bappeda Aceh Barat, HT Ahmad Dadek SH dari Menteri Pembangunan Daerah Tertinggal di Jakarta.

Keberhasilan dicapai tidak lain karena telah terciptanya sistem dan mekanisme kerja dalam pencapaian indikator pembangunan yang ditetapkan. Keseriusan dalam pencapaian indikator ini menjadi momentum agar cita-cita luhur mewujudkan masyarakat Aceh Barat yang sehat, makmur dan berwawasan menjadi kenyataan sebagaimana tertuang dalam visi misi Bupati dan Wabup Aceh Barat.

Sebagaimana pesan yang selalu disampaikan pimpinan daerah ini kepada jajarannya "Apa yang telah dicapai Pemkab Aceh Barat selama ini, jangan menjadi cepat puas, karena masih banyak pekerjaan yang harus kita kejar dan tingkatkan, terutama terhadap capaian indikator pembangunan. Saya minta kepada semua leading sektor (SKPK) untuk benar-benar serius dalam pencapaian ini, marilah kita berbuat yang terbaik untuk masyarakat," pesan Bupati Alaidinsyah.

Semua prestasi ini tidak terlepas dari kepiawaian Haji Tito dan Haji Nanda dalam memimpin senantiasa mendapat dukungan penuh dari masyarakat, legislatif dan unsur pimpinan daerah dalam seiring sejalan.

***

Pusat Ekonomi Barat Selatan Aceh (Barsela)

Dalam upaya mewujudkan Aceh Barat sebagai pusat ekonomi dan jasa di wilayah barat selatan Aceh perlu dilakukan peningkatan akses sarana dan infrastruktur sebagai kunci utama berjalannya roda perekonomian terpadu dan berkelanjutan. Dalam era kepemimpinan bupati H T Alaidinsyah, telah dan akan dilakukan pembangunan sarana yang memadai di antaranya;

Peningkatan mutu jalan dan pemeliharaan jalan serta pembangunan jembatan di Aceh Barat sejak tahun 2013 hingga 2014 tercatat sudah dibangun sepanjang 111,68 km dan jembatan 31 unit.

Begitu juga seperti terlihat di ruas jalan kota Meulaboh, telah dihiasi dengan lampu penerangan yang serta pembangunan dan pelebaran jembatan besi sebagai ikon baru kota Meulaboh.

Pembenahan pasar Bina Usaha diawali 2014 dengan dimulai penyusunan DED, dan akan dilaksanakan pembangunannya tahun 2015, akses pelabuhan dan terminal, rumah potong hewan representatif sebagai pusat penyediaan daging terbesar di wilayah Barsela di Jalan Letnan Mubin di Gampong Darat dan pemanfaatan potensi Krueng Meureubo untuk kepentingan nelayan.

Di samping itu untuk membina peran pemuda olah raga dan budaya, telah akan dibangun Gedung Olah Raga dan Seni berlokasi di lintasan Meulaboh-Tapak Tuan Desa Pasie Pinang Kecamatan Meureubo.

Untuk menjadikan kota jasa, Meulaboh berbenah diri agar senyaman mungkin menjadi kota jasa di wilayah Barsela, di mana Pemkab Aceh Barat telah membuat DED untuk Alun " Alun sehingga nantinya Kota Meulaboh diharapkan menjadi kota nyaman untuk jasa dan persinggahan.

Sarana pendidikan Universitas Teuku Umar yang juga sedang dilakukan penyusunan Rencana Bangunan Tata Ruang dan DED juga disiapkan sebagai pusat tamadun pendidikan di wilayah barat-selatan.

Kota Meulaboh, sebagai pusat interkoneksi perlu dilakukan pembenahan sarana jalan dan transportasi seperti akan dibangunnya jalan dua arah di antaranya Jalan Gajah Mada sebagai poros pelayanan administrasi, arah menuju Terminal Bus di Kecamatan Meureubo, termasuk jalan menghubungkan Meulaboh dengan Simpang Empat Kabupaten Nagan Raya.

Kemudian transportasi laut yang menghubungkan dengan Pulau Simeulue yang ditandai dengan sedang dibangunnya pelabuhan penyeberangan Feri di Desa Lhok Bubon, Kecamatan Samatiga yang hampir tuntas.

Dari sektor ekonomi makro, di daerah ini saat ini menjadi lokasi tujuan investasi skala besar, tercatat dengan telah beroperasinya perusahaan skala nasional yang melakukan aktivitas di bidang pertambangan dan perkebunan seperti karet dan sawit.

***

Kebun Plasma Tingkatkan Pendapatan Masyarakat

Pertanian dan perkebunan adalah sektor andalan yang paling besar menyumbang pendapatan masyarakat Aceh Barat. Di bidang pertanian realisasi keberhasilan pelaksanaan program kegiatan selama tahun 2012-2014 meliputi pencapaian luas panen, produksi dan produktivitas padi yang cukup menggembirakan. Pencapaian itu ditunjukkan dengan pertumbuhan luasan hasil panen, produksi dan produktivitas masing-masing mencapai 16,45 % 23,41 % dan 6,13 %.

Demikian juga dengan peternakan di Aceh Barat telah ditetapkan menjadi tiga kawasan cluster peternakan melalui pengembangan komoditi ternak-ternak unggulan yakni Kawasan cluster peternakan kerbau lokal dilaksanakan di Kecamatan Woyla Timur, Woyla Barat, Woyla, Kaway XVI, Pante Ceureumen dan Sungai Mas. Kemudian kawasan Cluster Peternakan sapi Aceh di Kecamatan Arongan Lambalek dan Samatiga dan kawasan Cluster Peternakan Sapi Bali (Integrasi Sapi-Sawit) di Kecamatan Kaway XVI dan Bubon.

Saat ini, luas perkebunan sawit rakyat dan swasta di Aceh Barat berkisar 20.859 hektare, setiap hektarnya dapat dikembangkan dua ekor sapi maka akan menampung 41.718 ekor sapi Bali di Aceh Barat.

Begitu pun dalam bidang pengembangan perkebunan melalui kemitraan baik pola PIR, maupun kemitraan lainnya. Untuk wilayah yang tidak tersedia mitranya dilakukan langsung oleh petani di bawah binaan PT PBS, PT Beutami, PT KTS, dan PT Mapoli Raya.

Di samping itu Pemerintah Aceh melalui program "peumakmu gampong" juga memprogramkan pembangunan kebun kelapa sawit seluar 2.000 hektare yang mana pembangunan kebun tersebut sudah memiliki izin lokasi.

Pembangunan kebun tersebut juga akan menggunakan dana revitalisasi dengan avalis yaitu PT Mapoli Raya dan bekerja sama dengan Koperasi Jaya Beusare, diharapkan dukungan dari semua pihak, agar pembangunan perkebunan rakyat dapat segara terwujud.

***

Tingkatkan Peran Dayah dan Makmurkan Masjid

Selama dua tahun ini, Pemkab Aceh Barat telah menempatkan anggaran yang cukup memadai untuk kegiatan pelaksanaan Syariat Islam, di daerah ini terdapat 86 Dayah/Pesantren. Untuk melakukan pembinaan dayah, Pemerintah Aceh Barat telah memberikan bantuan/insentif kepada Pimpinan dan Guru Dayah dan memberikan pelatihan Manajemen Pimpinan Dayah/ Pesantren, Pengadaan Sarana dan Prasarana Dayah dan TPA/ TPQ, dan Pembangunan Bilik Santri.

Selanjutnya pembangunan "Balee Seumeubeut" kecamatan juga menjadi konsentrasi Bupati Haji Tito dan Wabup Haji Nanda, tercatat sejak tahun 2013-2014 telah berhasil dibangun 53 unit balee seumebeut yang tersebar di 12 kecamatan.

Untuk penegakan Syariat Islam, petugas Wilayatul Hisbah (WH) telah melakukan sosialisasi dan razia terhadap kegiatan-kegiatan yang melanggar syariat Islam seperti pelanggaran terhadap penggunaan pakaian yang tidak sesuai syariat, penutupan kegiatan perdagangan pada waktu shalat jumat dan magrib dan penertiban terhadap anak sekolah serta pengawasan terhadap pelaksanaan warnet.

Di samping itu juga dilakukan upaya memakmurkan masjid lewat kegiatan safari subuh yang dilaksanakan seminggu tiga kali, majelis taklim di semua tingkatan walaupun masih banyak majelis taklim di gampong yang belum berjalan maksimal, demikian juga dengan di kantor pemerintah pelaksanaan majelis taklim terus ditingkatkan.

***

Pekan Kebudayaan dan Pameran Pembangunan 2014

Dalam upaya melestarikan budaya-budaya Islam, Pemerintah Kabupaten Aceh Barat akan melaksanakan Pekan Kebudayaan Aceh Barat (PKAB) pada tanggal 20 s/d 29 Desember 2014. Pekan Kebudayaan ini akan dipadukan dengan pameran pembangunan dan expo yang sudah tidak pernah dilaksanakan hampir 18 tahun terakhir.

Pekan kebudayaan ini berisikan sejumlah materi seperti syareh budaya/diskusi budaya, Tempuen Seni/ Pandai Besi, Lapak Buet Jaro/Kerajinan Tangan, Seung Piasan/Pertunjukan Kesenian, Meuneuen Rakat/Permainan Rakyat. Pekan Kebudayaan ini dilaksanakan dalam upaya meningkatkan Syiar Islam melalui pelestarian budaya yang Islami.

***

Prestasi yang diraih:
1. ICT Pura dari Kemenkominfo
2. Penegerian UTU dan STAI
3. Anugerah Prof. A.Madjid Ibrahim (Juara I RKPD se Aceh)
4. Pangripta Nusantara Utama (Juara III RKPD Se Indonesia)
5. Piagam Adipura
6. Satya Lencana Wirakarya bidang Pertanian
7. Juara I lomba Desa se Aceh
8. Juara Harapan II Lomba Desa Se Indonesia
9. Anugerah Bintang Dharma Bakti Pramuka
10. Daerah Tertinggal yang Terentaskan

PARIWARA

Pewarta:

Editor : Salahuddin Wahid


COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2014