Cokelat Kilometer Nol (Cokinol) adalah  sebuah usaha inovasi pemuda pemudi Kota Sabang yang menghasilkan olahan cokelat berkualitas, dan cocok untuk menjadi oleh-oleh yang dibawa pulang dari ujung barat Indonesia itu.

Penamaan usaha cokelat ini dicetuskan oleh Regusti Iswandi yang merupakan pimpinan Cokinol, dengan tujuan untuk mengenalkan salah satu ikon yang paling terkenal di Kota Sabang yaitu Nol Kilometer dan menambah ragam oleh-oleh khas yang diproduksi oleh pemuda pemudi Kota Sabang itu sendiri.
 
Dokumentasi - Proses produksi Cokelat Kilometer Nol (Cokinol) oleh pemuda di Kota Sabang. (ANTARA/HO)

Awal terbentuknya usaha olahan ini dimulai dari pelatihan yang di fasilitasi oleh Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (Disperindagkop) Kota Sabang ke Kota Jember pada tahun 2015 lalu dan dilanjutkan dengan penyediaan gedung sebagai tempat usaha sekaligus alat yang mendukung untuk usaha ini.

"Disini tentu saja kami tidak sendiri, dari pihak Pemerintah Kota Sabang khususnya Disperindagkop Kota Sabang cukup banyak membantu," kata Gusti di Kota Sabang, Senin.

Ia melanjutkan, Disperindagkop Kota Sabang juga telah mengirim mereka untuk mengikuti pelatihan ke Kota Jember pada 2015 lalu. Bahkan, hingga kini pihak dinas juga masih mengayomi dan membimbing mereka serta menyediakan gedung dan alat untuk proses produksi coklat.

Gusti dan rekannya mulai memproduksi cokelat batang pada September 2020, setelah melalui beberapa bulan praktek dan percobaan, guna menghasilkan olahan cokelat dengan rasa yang sesuai dengan keinginan konsumen.

"Alhamdulillah, ini kali kedua kami memproduksi cokelat batang setelah produksi perdana September lalu. Untuk sekali produksi kami bisa mencapai 25-30 kilogram cokelat pasta yang kemudian akan dicetak," katanya.

Dalam mengolah coklat batang untuk konsumsi, bahan dasarnya yakni biji cokelat harus melalui tahapan fermentasi. Namun, karena di Sabang belum ada petani yang memfermentasi biji cokelatnya, sehingga biji cokelat tersebut masih dipasok dari Pidie Jaya, Bireuen dan Gayo Lues.

"Untuk harga cokelat batang bervariasi, per satuan dapat dibandrol mulai dari Rp12-15 ribu, tergantung varian, bisa juga beli per paket mulai dari Rp70-250 ribu berdasarkan jumlah isi dari paketnya," katanya.

Kini, Cokinol mulai memasarkan produknya ke daerah seputar Kota Sabang seperti toko-toko pusat oleh-oleh di Iboih dan toko di pusat Kota Sabang, bahkan juga sampai ke Kota Medan Sumatera Utara. Selain itu pihaknya juga berencana akan memasarkan cokelat dari cokinol ke resort-resort yang ada di Pulau Weh itu.

"Insyallah, jika target tercapai, toko Cokinol akan launching perdana pada akhir tahun 2020 ini, jadi kami saat ini sedang serius memproduksi cokelat batang dalam jumlah banyak, dan tentu saja akan ada varian dan menu-menu baru akan Kami buat yang wajib dicoba," ujarnya.

Dengan tagline "Dari Sabang Untuk Aceh, Indonesia dan Menjadi Mimpi Dunia," Gusti berharap Cokinol semakin maju dan bisa membanggakan Aceh terutama Sabang untuk dalat bersaing di kancah Internasional. 

Ia juga berharap pemerintah turut mendukung dengan mengenalkan dan menyajikan cokelat hasil karya pemuda pemudi Sabang itu pada setiap rapat atau acara-acara tertentu.

Pewarta: Khalis Surry

Uploader : Salahuddin Wahid


COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2020