Nada bicara Sarwan begitu bersemangat. Lelaki paruh baya ini berusaha meyakinkan bahwa virus corona yang dikenal dengan sebutan COVID-19 benar adanya.

"Terpapar COVID-19 begitu menyakitkan. Karena itu, saya mengingatkan semuanya untuk mematuhi protokol kesehatan. Jangan abaikan protokol kesehatan," kata Sarwan di Banda Aceh, Senin.

Sarwan (53), warga Banda Aceh. Pria berbadan atletis ini harus menjalani karantina mandiri setelah dinyatakan positif COVID-19 awal Oktober 2020.

Sarwan tidak menyangka dirinya bisa terpapar COVID-19. Sebab, dirinya yang olahragawan merasa selalu dalam kondisi prima. Namun, COVID-19 membuat mengurung diri lebih dari 14 hari.

Sarwan menuturkan awal mulanya terpapar COVID-19 setelah mengikuti lomba lari jarak menengah. Dirinya merasa lelah, badan meriang dan lesu serta suhu badan panas.

Ia pun memeriksakan diri ke dokter keluarga. Dokter menyebutkan dirinya gejala tipus. Sang dokter menyarankannya istirahat di rumah. Namun, setelah beberapa hari, deman yang dideritanya tidak kunjung sembuh.

Sarwan kembali memeriksakan diri ke dokter. Dokter menyarankan Sarwan melakukan "rapid test". Tapi, hasilnya nonreaktif. Kemudian, dokter menyarankannya melakukan tes usap.

"Saya tes usap di Universitas Syiah Kuala. Hasilnya, saya dinyatakan positif. Atas saran dokter, saya menjalani karantina mandiri," kata Sarwan yang mengaku semula dirinya tidak percaya positif COVID-19.

Sekarang ini, Sarwan sudah sembuh dari COVID-19. Lelaki 53 tahun itu lebih disiplin menerapkan protokol kesehatan. Selalu memakai masker, menghindari kerumunan, sering mencuci tangan, serta menjalankan pola hidup sehat.

"Sebelum kena COVID-19, saya abai dengan protokol kesehatan. Jarang pakai masker dan tidak peduli jaga jarak. Siapa saja bisa terkena COVID-19, tidak terkecuali orang yang sering berolahraga sekali pun," kata Safwan.

Senada dengan Yusnardi. Aparatur sipil negara itu juga mengaku lebih disiplin dalam menerapkan protokol kesehatan. Pasalnya, warga Aceh Besar ini juga pernah terpapar COVID-19.

"Rasa terpapar COVID-19 menyakitkan. Penciuman tidak terasa dan sering sesak napas. Kalau sesak napas, sangat menyakitkan, berjalan beberapa meter saja lelahnya bukan main," kata Yusnardi.

Yusnardi sempat menjalani karantina mandiri di rumahnya. Kini, ia sudah dinyatakan pulih. COVID-19 membuatnya lebih disiplin memakai masker, menjaga jarak, serta menerapkan pola hidup pencegahan virus corona jenis baru tersebut.

"Kalau obatnya tidak ada. Saat sakit perut, minum obat sakit perut. Saat sakit kepala, minum obat sakit kepala. Begitulah saat saya menjalani karantina mandiri ketika terpapar COVID-19," kata Yusnardi.

Dari pengalaman tersebut, Safwan maupun Yusnardi mengingatkan masyarakat untuk mematuhi protokol kesehatan. Jangan sampai terkena COVID-19, baru menyadari pentingnya anjuran pemerintah tersebut.

"Yang terpenting selalu memakai masker, jaga jarak, hindari kerumunan, serta sering mencuci tangan dengan sabun. Semua itu merupakan tindakan paling efektif mencegah penularan COVID-19," kata Yusnardi.

Satuan Tugas Penanganan COVID-19 Provinsi Aceh menyebutkan jumlah kumulatif kasus COVID-19 mencapai 8.255 orang hingga Sabtu (29/11). Pasien yang dirawat 1.079 orang, pasien sembuh 6.859 orang, dan pasien meninggal dunia 317 orang.

Pewarta: M.Haris Setiady Agus

Uploader : Salahuddin Wahid


COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2020