Majelis Adat Aceh (MAA) Kota Sabang melakukan pendataan artefak atau barang peninggalan sejarah terkait adat istiadat Aceh terutama di wilayah Sabang, guna membangun kerja sama dalam pembuatan program lanjutan antara MAA dan museum.
Ketua MAA Tgk Sulaiman Daud, Selasa, mengatakan kunjungan kerja itu dilakukan, selain untuk pendataan peninggalan adat istiadat dan membuat program, juga menjadi pengetahuan bagi mereka dalam tata cara menggali sejarah dan peninggalan adat istiadat, sehingga baik MAA maupun museum dapat bertukar informasi.
"Kita menyadari banyak budaya adat Aceh sendiri yang sudah banyak hilang dari kehidupan kita, termasuk di dalam museum ini, di mana masih kurangnya peninggalan budaya maupun adat istiadat, jadi diperlukan program penggalian kembali budaya adat istiadat untuk tetap melestarikan budaya yang hilang," katanya.
Menurut dia kekurangan tersebut disebabkan susahnya mendapatkan barang atau peninggalan adat istiadat tertentu, sehingga dibutuhkan kerjasama yang baik antara MAA dan pihak museum untuk menumbuh pemikiran masyarakat akan pentingnya melestarikan warisan budaya.
"Kita menginginkan kerjasama yang baik di mana saling menutupi kekurangan, jadi dengan adanya kerjasama ini kita bisa menumbuh kembangkan pemikiran masyarakat untuk mewariskan peninggalan adat budaya kepada anak cucu kita ke depan," katanya.
Sementara itu, Kepala Museum Sabang Evan Boy Foreman mengapresiasi kedatangan MAA ke Museum Kota Sabang, yang akan menjadi suatu awal dan langkah baik bagi pelestarian adat istiadat Kota Sabang.
"Semoga kunjungan ini akan lebih membuka lagi nuansa serta wawasan adat Aceh Kota Sabang, karena kebanyakan kita tidak mengetahui dengan baik seluk beluk adat Aceh sendiri. Sejarah adat sabang mulai hari ini sudah akan kita gaungkan, MAA Kota Sabang merupakan warna atau penerang bagi Museum Sabang," katanya.
Pihak museum juga turut mendukung segala kegiatan MAA Kota Sabang, dan dilibatkan dalam kegiatan MAA terutama dalam hal pelestarian adat istiadat Aceh khususnya Sabang.
"Menampilkan adat istiadat Aceh di museum juga akan menjadi salah satu modal dan nilai jual yang tinggi untuk menarik minat pengunjung datang ke museum," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2021
Ketua MAA Tgk Sulaiman Daud, Selasa, mengatakan kunjungan kerja itu dilakukan, selain untuk pendataan peninggalan adat istiadat dan membuat program, juga menjadi pengetahuan bagi mereka dalam tata cara menggali sejarah dan peninggalan adat istiadat, sehingga baik MAA maupun museum dapat bertukar informasi.
"Kita menyadari banyak budaya adat Aceh sendiri yang sudah banyak hilang dari kehidupan kita, termasuk di dalam museum ini, di mana masih kurangnya peninggalan budaya maupun adat istiadat, jadi diperlukan program penggalian kembali budaya adat istiadat untuk tetap melestarikan budaya yang hilang," katanya.
Menurut dia kekurangan tersebut disebabkan susahnya mendapatkan barang atau peninggalan adat istiadat tertentu, sehingga dibutuhkan kerjasama yang baik antara MAA dan pihak museum untuk menumbuh pemikiran masyarakat akan pentingnya melestarikan warisan budaya.
"Kita menginginkan kerjasama yang baik di mana saling menutupi kekurangan, jadi dengan adanya kerjasama ini kita bisa menumbuh kembangkan pemikiran masyarakat untuk mewariskan peninggalan adat budaya kepada anak cucu kita ke depan," katanya.
Sementara itu, Kepala Museum Sabang Evan Boy Foreman mengapresiasi kedatangan MAA ke Museum Kota Sabang, yang akan menjadi suatu awal dan langkah baik bagi pelestarian adat istiadat Kota Sabang.
"Semoga kunjungan ini akan lebih membuka lagi nuansa serta wawasan adat Aceh Kota Sabang, karena kebanyakan kita tidak mengetahui dengan baik seluk beluk adat Aceh sendiri. Sejarah adat sabang mulai hari ini sudah akan kita gaungkan, MAA Kota Sabang merupakan warna atau penerang bagi Museum Sabang," katanya.
Pihak museum juga turut mendukung segala kegiatan MAA Kota Sabang, dan dilibatkan dalam kegiatan MAA terutama dalam hal pelestarian adat istiadat Aceh khususnya Sabang.
"Menampilkan adat istiadat Aceh di museum juga akan menjadi salah satu modal dan nilai jual yang tinggi untuk menarik minat pengunjung datang ke museum," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2021