Kelapa merupakan jenis tanaman multifungsi. Semua bagian batang kelapa memiliki nilai ekonomis, mulai dari akar, batang, daun hingga buahnya bisa dijadikan uang.

Begitu pula dilakukan seorang kepala desa di Kabupaten Aceh Utara. Dimulai dari hobi bercocok tanam, kini menjadi sumber pendapatan dan menghasilkan uang jutaan rupiah setiap bulan dari tanaman kelapa. 

Seperti dilakukan Salahuddin, Keuchik (kepada desa) Ule Madon, Kecamatan Muara Batu, Kabupaten Aceh Utara, menyalurkan hobi dan idenya untuk mengembangkan usaha bonsai kelapa.

Kini, usaha digelutinya sejak pandemi COVID-19 mulai mewabah, kini berkembang pesat. Bonsai tanaman kelapa buah tangannya menjadi incaran penggemar bunga dari Aceh, khususnya Aceh Utara dan Lhokseumawe.

"Proses membuat bonsai kelapa membutuhkan waktu lumayan lama. Sebab, harus menyesuaikan motif dan karakter yang beragam agar bonsainya terlihat menarik,"kata Salahuddin saat dikunjungi di rumahnya, Sabtu.

Pria 45 tahun ini menuturkan bibit kelapa yang dijadikan bonsai harus bagus, agar bernilai ekonomis. Bibitnya seperti jenis kelapa gading susu, gading merah dan albino.

"Sebenarnya, untuk jenis kelapa lainnya juga bisa dibonsai. Namun, hasilnya tidak memuaskan dan punya tidak ekonomis. Hasil bonsainya kurang diminati," kata Salahuddin.

Selain bibit, untuk mendapatkan tanaman bonsai kelapa yang indah, juga dibutuhkan perawatan dan perhatian ekstra. Begitu juga suhu dan kelembabannya, harus dijaga.

"Butuh perhatian ekstra dalam budidaya tanaman bonsai kelapa. Apalagi saat menyayat bagian tunas paling bawah bibit bonsai, harus dilakukan hati-hati," katanya.

Proses penyayatan ini dilakukan secara rutin setiap lima hari sekali. Tujuannya menekan pertumbuhan kelapa. Penyayatan dilakukan penuh berhati-hati guna menghindari risiko kematian tanaman.

Kepala Desa Ule Madon itu menyebutkan dirinya saat ini telah mengembangkan beberapa varian bonsai kelapa. Seperti varian semut nungging, motif alien, love lepas angin, akar gurita, orisinil dan semi orisinil.

Tanaman bonsai kelapa ini dijual dengan harga bervariasi, satu bibit dijual dengan harga berkisar antara Rp200 ribu hingga Rp1,5 juta. Dari penjualan itu, Salahuddin mampu meraup uang mencapai empat juta rupiah setiap bulan.

"Biasanya, pembeli suka bonsai kelapa yang unik-unik untuk dijadikan hiasan. Soal harganya, saya menjual tergantung motif dan ukuran. Semakin unik harganya, semakin mahal," pungkas Salahuddin.

Pewarta: Dedy Syahputra

Editor : M.Haris Setiady Agus


COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2021