Mukhlis, seorang warga Desa Suak Puntong Kecamatan Kuala Pesisir Kabupaten Nagan Raya Provinsi Aceh berhasil memproduksi teh bajakah tradisional secara moderen ditengah pandemi COVID-19.

“Alhamdulillah, saat ini produksi teh bajakah ini sudah mulai diminati oleh konsumen di Aceh dan sudah dikirim hingga ke Jambi, Pulau Jawa maupun ke Sulawesi,” kata Muhklis di Nagan Raya, Senin.

Menurutnya,  bahan baku kayu bajakah tersebut ia peroleh dari kawasan hutan di Kabupaten Nagan Raya, Aceh, yang ia cari bersama sejumlah rekannya.

Kemudian kayu tersebut ia proses secara tradisional dan dikemas secara moderen, guna meningkatkan minat konsumen untuk membeli produk usaha mikro kecil menengah (UMKM) yang sudah ia kembangkan sejak satu tahun lalu tersebut.

Mukhlis mengakui, dalam satu hari ia mampu memproduksi teh celup bajakah tersebut mencapai 500 pack dengan satu pack berisi 25 teh celup bajakah.

Sedangkan para pekerja, ia menggunakan jasa pekerja yang berasal dari kaum ibu di desanya guna menambah pendapatan masyarakat, khususnya dari desa tempat tinggalnya.

Selain diyakini bermanfaat dan berkhasiat bagi kesehatan, teh bajakah asli Aceh tersebut ia jual seharga Rp100 ribu per pack.

“Semoga dengan adanya usaha teh bajakah ini, pertumbuhan ekonomi masyarakat dan UMKM akan semakin lebih baik di Aceh,” kata Mukhlis menambahkan.
 

Pewarta: Teuku Dedi Iskandar

Editor : Azhari


COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2021