Sebanyak 108 pengungsi Rohingya mulai menempati tempat hunian baru di Desa Meunasah Mee Kandang Kecamatan Muara Dua Kota Lhokseumawe usai diresmikan oleh Wali Kota Lhokseumawe Suaidi Yahya, Rabu.

Sebelumnya, seratusan pengungsi Rohingya menempati gedung bekas Balai Latihan Kerja (BLK) Lhokseumawe.

Wali Kota Lhokseumawe Suaidi Yahya mengatakan shelter yang baru saja dibangun dan diresmikan tersebut sebanyak tiga blok dan berjumlah 36 unit.

"Sebanyak 30 unit shelter dibangun oleh UNHCR, sedangkan enam unit lainnya dibangun oleh PMI Lhokseumawe,"kata.

Menurut Suaidi Yahya, para pengungsi Rohingya membutuhkan kebebasan dan hidup secara mandiri. Kita harus memberikan perhatian agar mereka betah tinggal di kamp pengungsian.

"Pengungsi Rohingya tidak akan kabur lagi, jika mereka betah tinggal di kamp penampungan. Ini merupakan bentuk rasa kemanusiaan yang dilakukan oleh Pemerintah Kota Lhokseumawe," katanya.

Pemerintah Kota Lhokseumawe juga berharap kepada UNHCR agar terus berkomitmen agar berdampak baik bagi pengungsi.

"Jika komitmen UNHCR dalam kesepakatan terjalin dengan baik, maka seandainya ada gelombang ketiga datang, maka dengan adanya komitmen tersebut, Pemerintah Kota Lhokseumawe siap menampung pengungsi Rohingya," kata Suaidi Yahya.

Sementara itu, Dwita Aryani, Assistant Protection Officer The United Nations High Commissioner for Refugees (UNHCR) Indonesia, mengucapkan terima kasih kepada muspida dan muspika yang sudah berkontribusi membantu penanggulangan pengungsi di Lhokseumawe.

Terkhusus untuk masyarakat Desa Meunasah Mee Kandang, Kecamatan Muara Dua, Kota Lhokseumawe serta relawan dari lembaga lokal dan internasional yang ikut serta berdampingan Bersama UNHCR dalam membangun shelter dan membantu kebutuhan pengungsi Rohinya di Lhokseumawe.

Menurut Dwita Aryani, adapun shelter pengungsi yang dibangun melalui partner YKMI yakni 30 unit shelter, satu ruang belajar, 28 unit toilet, lima tempat cuci, satu dapur umum, 200 meter drainase, jalan setapak area shelter baru, lapangan bola voli dan takraw, 33 sekat ruangan di bangunan lama dan sumur bor sedalam 100 meter lebih.

"Kemudian bantuan yang sudah diberikan kepada lingkungan masyarakat berupa, 20 unit toilet di berbagai lokasi masjid dan pesantren, berbagai perlengkapan kebersihan untuk desa seperti gerobak motor sampah, perlengkapan Kesehatan kepada puskesmas dan posyandu, perlengkapan kipas untuk masjid sekitar BLK," katanya.

Komitmen UNHCR kedepan adalah untuk terus belajar dan meningkatkan kerja sama dengan pemerintah dan lembaga lokal dalam membantu penanganan pengungsi di Lhokseumawe.

"Kami menargetkan agar di masa yang akan datang, pengungsi akan menjadi lebih mandiri dan memiliki hubungan yang harmonis dengan masyarakat Aceh," kata Dwita Aryani.

Pewarta: Dedy Syahputra

Editor : M.Haris Setiady Agus


COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2021