Pengurus Provinsi Persatuan Panahan Indonesia (Perpani) Aceh batal mendatangkan pelatih panahan asal Iran untuk melatih atlet yang dipersiapkan ke PON Papua karena terkendala visa.

"Kami sudah berkomunikasi dan menandatangani kontrak, namun visa pelatih tersebut tidak keluar karena pandemi COVID-19, sehingga kontrak akhirnya batal," kata Ketua Umum Pengurus Provinsi Perpani Aceh Nyak Amir di Banda Aceh, Selasa.

Nyak Amir mengatakan rencana mendatangkan pelatih asal Iran Behzad Pakzad untuk meningkatkan teknik dan performa atlet secara keseluruhan dalam pemusatan latihan daerah lanjutan menjelang PON 2021 di Provinsi Papua.

"Bagi Perpani Aceh, perlunya sentuhan pelatih dari negara Persia itu sebagai suatu strategi persiapan untuk meraih medali emas di PON Papua sekaligus bertekad mengulangi kembali prestasi PON 2016 di Jawa Barat dengan raihan satu medali emas, satu medali perak, dan dua medali perunggu," kata Nyak Amir.

Menurut Nyak Amir, kendati batal mendatangkan pelatih asal Iran, namun tidak mengurangi tekad meraih prestasi terbaik di PON Papua. Atlet panahan Aceh yang dipersiapkan ke PON dilatih Gagarudi dan kawan-kawan.

Untuk PON 2021 di Provinsi Papua, kata Nyak Amir, Perpani Aceh menyiapkan delapan atlet panahan. Mereka yakni Dhia Rahmat, Nuzul Puji Rama, dan M Farhan untuk kategori divisi recurve putra.

Serta Lilis Safriana (divisi recurve putri), M Mondir (divisi compound putra), Munawarah (divisi compound putri), Fahrul Azmi (divisi nasional putra), dan M Iqbal (divisi nasional putra).

Delapan atlet panahan tersebut saat ini menjalani pemusatan latihan daerah yang ditangani KONI Aceh di lapangan panahan kompleks Stadion Harapan Bangsa, Banda Aceh. Pemusatan latihan akan berlangsung hingga September mendatang.

"Para atlet yang dipersiapkan tersebut dinyatakan lolos PON saat mengikuti Pra PON di Jakarta, September 2019. Mereka meraih prestasi terbaik dengan mencapai semifinal Pra PON," kata Nyak Amir.

Pewarta: M.Haris Setiady Agus

Uploader : Salahuddin Wahid


COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2021