Ratusan pengungsi gas beracun dari Sumur Alue Siwah-11 PT Medco E&P Malaka kembali ke rumah menyusul dinyatakannya udara di tempat tinggal mereka sudah normal.

"Dari hasil pengukuran kualitas udara tidak lagi ditemukan bau gas dan parameter SO2, H2S, dan CH4 terbaca Nol atau normal di udara sehingga para pengungsi sudah diperbolehkan pulang," kata VP Relations & Security PT Medco E&P Indonesia Arif Rinaldi, di Idi, Rabu. 

Ratusan pengungsi tersebut berasal dari Desa Panton Rayeuk T Kecamatan Banda Alam, Aceh Timur. Mereka mengungsi sejak terjadinya gas beracun dari sumur milik perusahaan minyak dan gas tersebut pada Jumat (9/4).

Berdasarkan hasil survei Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Aceh Timur bersama PT Medco E&P Malaka yang dilakukan di lokasi Sumur Alue Siwah-11 pada Senin (12/4), kondisi udara di wilayah itu kembali normal.

Meskipun demikian, kata Arif Rinaldi, pihak PT Medco E&P Malaka akan tetap memonitor kondisi sekitar sumur serta pemukiman masyarakat secara berkala. 

"Perusahaan juga terus mendampingi warga, baik yang sudah kembali ke rumah maupun yang masih dirawat di rumah sakit," kata Arif Rinaldi seraya menyampaikan berterima kasih atas dukungan semua pihak dan masyarakat, sehingga kejadian ini dapat teratasi dengan baik.

Sebelumnya, puluhan warga di Desa Panton Rayeuk T, Kecamatan Banda Alam, Aceh Timur, tumbang akibat terhirup gas beracun yang berasal dari kegiatan flaring atau pembakaran gas Sumur AS-11 PT Medco EP Malaka, Jumat (9/4) pagi.

Bahkan sebanyak 20 warga yang menjadi korban gas beracun itu dirawat di sejumlah sakit baik di Rumah Sakit Aceh Timur maupun Banda Aceh. Dan, sebanyak 302 warga didesa itu terpaksa harus mengungsi ke Kantor Camat Banda Alam Desa Panton Rayeuk M untuk menghindari keracunan gas. 
 

Pewarta: Hayaturrahmah

Editor : M.Haris Setiady Agus


COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2021