Pelajar tingkat SD dan SMP di Kota Sabang antusias mengikuti program Dinul Islam yang digelar di masing-masing sekolah guna mengisi proses belajar mengajar selama bulan suci Ramadhan.
"Siswa dan siswi kami sangat antusias mengikuti kegiatan Dinul Islam ini dari awal pukul 08.30 WIB hingga pukul 11.30 WIB," kata Kepala SMPN 2 Sabang Ruslan di Sabang, Selasa.
Ruslan menilai kegiatan itu sangat bagus untuk membentuk karakter siswa dan mendukung proses belajar mengajar. Khususnya terkait pembelajaran agama sesuai dengan materi yang sudah disediakan pihaknya maupun dari Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Sabang.
"Dalam penyajian materinya, selain dibimbing oleh guru sekolah, kami juga mengundang ustadz dari luar yang lebih paham tentang kitab kuning, agar dapat membantu siswa memahami materi yang diberikan," ujarnya.
Pada pelaksanaan Dinul Islam, pihaknya menerapkan jadwal masuk kelas yang berbeda antara murid laki-laki dan perempuan. Dengan tujuan agar lebih mempermudah dalam proses belajar mengajar yang tetap mematuhi protokol kesehatan.
"Ini kan bulan Ramadhan, dipisahkan jadwalnya untuk memudahkan proses belajar, jadi lebih terkontrol. Begitu pula prokesnya, lebih terarah," katanya.
Dia berharap kegiatan itu dapat memotivasi siswa hingga akhirnya terbentuk karakter, akhlak, budi pekerti dan sikap siswa yang mandiri serta bertanggung jawab.
“Serta ilmu yang dipelajari dapat diterapkan tidak hanya pada bulan Ramadhan, namun berlanjut dalam kehidupan sehari-hari, baik di sekolah maupun di lingkungan rumah,” katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2021
"Siswa dan siswi kami sangat antusias mengikuti kegiatan Dinul Islam ini dari awal pukul 08.30 WIB hingga pukul 11.30 WIB," kata Kepala SMPN 2 Sabang Ruslan di Sabang, Selasa.
Ruslan menilai kegiatan itu sangat bagus untuk membentuk karakter siswa dan mendukung proses belajar mengajar. Khususnya terkait pembelajaran agama sesuai dengan materi yang sudah disediakan pihaknya maupun dari Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Sabang.
"Dalam penyajian materinya, selain dibimbing oleh guru sekolah, kami juga mengundang ustadz dari luar yang lebih paham tentang kitab kuning, agar dapat membantu siswa memahami materi yang diberikan," ujarnya.
Pada pelaksanaan Dinul Islam, pihaknya menerapkan jadwal masuk kelas yang berbeda antara murid laki-laki dan perempuan. Dengan tujuan agar lebih mempermudah dalam proses belajar mengajar yang tetap mematuhi protokol kesehatan.
"Ini kan bulan Ramadhan, dipisahkan jadwalnya untuk memudahkan proses belajar, jadi lebih terkontrol. Begitu pula prokesnya, lebih terarah," katanya.
Dia berharap kegiatan itu dapat memotivasi siswa hingga akhirnya terbentuk karakter, akhlak, budi pekerti dan sikap siswa yang mandiri serta bertanggung jawab.
“Serta ilmu yang dipelajari dapat diterapkan tidak hanya pada bulan Ramadhan, namun berlanjut dalam kehidupan sehari-hari, baik di sekolah maupun di lingkungan rumah,” katanya.
Editor : Khalis Surry
COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2021