Perusahaan galangan kapal Indonesia PT. PAL menandatangani perjanjian kerja sama pemeliharaan, perbaikan, dan pemeriksaan kapal perang dengan produsen alat pertahanan Swedia BAE Systems BOFORS AB.

Penandatanganan perjanjian kerja sama itu dilakukan secara virtual oleh Presiden Direktur PT. PAL Indonesia Kaharuddin Djenod dan CEO BAE Systems BOFORS AB Lena Gillström pada Kamis (27/5), menurut keterangan tertulis KBRI Stockholm yang diterima di Jakarta, Jumat.

Penandatanganan itu juga disaksikan oleh Duta Besar RI untuk Kerajaan Swedia dan Republik Latvia, Kamapradipta Isnomo.

Implementasi kerja sama itu memberikan kemudahan akses bagi perbaikan dan perawatan kapal perang dan kapal patroli Indonesia yang menggunakan teknologi BOFORS agar tidak perlu lagi dilakukan di Swedia, melainkan dapat dilakukan oleh PT. PAL Indonesia.



Kerja sama kedua perusahaan juga mengandung unsur transfer teknologi dan transfer pengetahuan, di mana para ahli dan insinyur BOFORS dan PT. PAL akan bekerja sama dalam bidang pemeliharaan dan perbaikan kapal.

KBRI Stockholm mengawal secara intensif proses negosiasi perjanjian kerja sama tersebut agar memenuhi peraturan nasional dan BOFORS memiliki mitra kerja yang mengikat di Indonesia.

Inisiasi perjanjian diawali dari niat BOFORS AB pada akhir 2020 untuk memiliki perjanjian kerja sama tim dengan PT. PAL di bidang pemeliharaan, perbaikan, dan pemeriksaan kapal (Teaming Agreement Maintenance, Repair and Overhaul/TA MRO).

Pada sambutannya saat menyaksikan penandatanganan perjanjian, Dubes Kamapradipta Isnomo menyampaikan, "TA MRO ini berpotensi merintis kemajuan di bidang kerja sama pertahanan Indonesia dan Swedia. Format kerja sama seperti ini akan terus dikedepankan oleh KBRI Stockholm dalam meningkatkan kerja sama bilateral kedua negara."

"Kerja sama ini diharapkan dapat membuat PT. PAL lebih kompetitif dan bertaraf internasional," kata Presiden Direktur PT. PAL Kaharuddin Djenod.

BAE Systems BOFORS AB yang berlokasi di kota Karlskoga merupakan perusahaan alutsista Swedia yang sahamnya dimiliki oleh perusahaan alutsista multinasional BAE Systems.

Perusahaan alutsista multinasional BAE Systems sendiri merupakan salah satu perusahaan persenjataan terbesar di dunia, yang sahamnya dimiliki oleh Inggris dan Amerika Serikat.

Perjanjian itu akan menguntungkan pihak Indonesia, terutama dengan diberikannya kepercayaan oleh salah satu perusahaan persenjataan terbesar di dunia untuk melaksanakan kegiatan pemeliharaan, perbaikan, dan pemeriksaan di dalam negeri.

Kerja sama Indonesia dan BOFORS telah berlangsung sejak 1959 melalui penandatanganan kontrak pembelian senjata. Dalam kurun waktu 1970-1990, perusahaan itu telah melakukan pengadaan kurang lebih 80 sistem senjata untuk Indonesia.

Pada 2019, BOFORS memulai kontrak baru bekerja sama dengan PT. PAL untuk KRI kelas KCR-60 untuk jenis senjata 57Mk3.

"KBRI Stockholm siap melakukan penjajakan dan fasilitasi kerja sama antara industri pertahanan Indonesia dan Swedia, baik matra laut, darat dan udara. Hal ini sangat dimungkinkan mengingat RI dan Swedia memiliki Perjanjian Kerja Sama Pertahanan yang telah diratifikasi oleh parlemen kedua negara," ujar Dubes Kamapradipta.


 

Pewarta: Yuni Arisandy Sinaga

Editor : Azhari


COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2021