Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) Pelabuhan Perikanan Nusantara (PPN) Idi, Kabupaten Aceh Timur menyatakan hasil tangkapan ikan nelayan di daerah itu menurun karena cuaca buruk di perairan Selat Malaka sejak sepekan terakhir.

Kepala UPTD PPN Idi Ermansyah di Aceh Timur, Kamis, mengatakan akibat cuaca buruk tersebut menyebabkan banyak nelayan kembali dan menyandarkan kapal motor mereka. Jika cuaca baik, hasil tangkapan nelayan bisa lebih dari 110 ton per hari. Namun, dengan kondisi cuaca buruk seperti sekarang tangkapan nelayan hanya berkisar 20 ton per hari.


"Cuaca buruk kini melanda perairan Selat Malaka. Ada juga nelayan yang bertahan di laut dalam kondisi cuaca buruk tersebut. Kepada nelayan yang masih tetap bertahan, kami ingatkan tetap waspada," kata Ermansyah.

"Sekarang ini ikan hasil tangkapan nelayan tidak menentu. Kalau cuaca baik, banyak tangkapan. Sebaliknya, kalau kondisi seperti sekarang, tangkapan berkurang karena nelayan tidak melaut," kata Ermansyah.

Tajol, nelayan Aceh Timur, mengatakan saat ini ratusan kapal nelayan yang melaut setelah lebaran Idul Fitri lalu, kini sudah kembali mendarat di Pelabuhan Perikanan Nusantara (PPN) Idi, Kabupaten Aceh Timur menyusul angin kencang disertai ombak besar.

“Saat ini sedang pasang purnama sehingga ombaknya terkadang mencapai lima meter, dari pada bertahan dengan cuaca buruk lebih baik kami kembali,” kata Tajol, nelayan, Aceh Timur.

Tajol mengaku seluruh kapal ikan sudah kembali mendarat di PPN Idi, termasuk kapal-kapal yang selama ini bersandar di sejumlah tempat pendaratan ikan lain di Aceh Timur.

“Namun, ada juga sebagian nelayan sempat bertahan di laut karena tangkapan ikan belum memadai. Tapi sekarang sudah kembali tanpa membawa hasil yang memuaskan karena ombak dan angin kencang sedang melanda Selat Malaka,” kata dia.

Sementara itu, harga ikan di Kabupaten Aceh Timur mengalami kenaikan akibat cuaca buruk melanda perairan Selat Malaka serta berkurangnya pasokan ikan nelayan sejak sepekan terakhir.

Mahmud, pedagang ikan di Pelabuhan Perikanan Nusantara (PPN) Idi, Aceh Timur, mengatakan cuaca buruk menyebabkan kelangkaan ikan di pasaran.

“Yang ada hanya tongkol dan dencis. Ikan jenis lainnya ada. Hal ini menyebabkan kenaikan harga ikan karena persediaan terbatas,” kata Mahmud.

Mahmud mengatakan harga ikan tongkol sebelumnya dijual antara Rp15 ribu hingga Rp18 ribu per kilogram, kini melonjak berkisar Rp25 ribu hingga Rp28 ribu per kilogram.

Begitu juga dengan ikan dencis, kata Mahmud, dari harga sebelumnya berkisar Rp15 ribu hingga Rp16 ribu per kilogram, kini naik menjadi Rp20 ribu per kilogram.

"Kondisi sekarang ini menyebabkan banyak masyarakat, khususnya ibu rumah tangga memilih membeli ayam potong dan telur sebagai pelengkap menu makanan," kata Mahmud.
 

Pewarta: M.Haris Setiady Agus

Editor : Azhari


COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2021