Ketua Asosiasi Petani Kelapa Sawit Indonesia (Apkasindo) Kabupaten Aceh Jaya Fauzi Yahya menyatakan program Replanting tahun 2018-2019 di Kabupaten setempat belum berjalan maksimal.

"Sesuai informasi yang kami terima dari masyarakat, program replanting dari tahun 2018 -2019 pelaksanaannya belum berjalan maksimal,” kata Fauzi Yahya di Calang, Kamis.

Ia menjelaskan terkait belum maksimalnya pelaksanaan program tersebut,  pihaknya juga akan menyurati para ketua kelompok terhadap program Peremajaan Kelapa Sawit Rakyat (PSR) di Aceh Jaya.

“Saat ini yang harus kita lihat adalah hasil dari program tersebut berapa hektare yang telah dikerjakan,” katanya.

Ia berharap program tersebut dapat dilaksanakan dengan baik sehingga para penerima benar-benar menerima manfaat secara maksimal dari program tersebut.

Ketua Koperasi Mitra Aceh Jaya Aidi Akhyar menyampaikan kalau proses replanting sawit perdana tahun 2018 yang dilakukan pihaknya terhadap 130 Hektar di Kecamatan Setia bakti dan Darul Hikmah telah selesai dilaksanakan 98 persen, bahkan pihaknya juga telah menyerahkan sertifikat kepada pihak Desa setempat pada tahun 2020 lalu.

Ketua Koperasi Mitra Aceh Jaya Aidi Akhyar saat dikonfirmasi menjelaskan terkait administrasi telah selesai dilaksanakan dan diketahui oleh instansi terkait.

“Dari koperasi kita juga menyediakan sertifikat terhadap lahan tersebut dan sertifikatnya juga telah kita serahkan kepada pihak Desa karena lahan replanting tersebut bukan milik perseorangan karena tanah milik PT Ex Tiga Mitra,” kata Aidi Ahyar.

Ia menyampaikan kalau terkait serah terima pada saat itu lahan yang dikerjakan sudah selesai pada tahun 2020 lalu namun sertifikat belum selesai sehingga pihaknya juga menunggu selesainya sertifikat.

“Selesai pengerjaan sambil menunggu sertifikat ada hama yang di luar kendali kita yaitu gajah yang menghancurkan sebagian besar lahan dan itu salah satu kendala penyerahan secara utuh, namun saat ini sertifikat lahan telah kita serahkan dan telah diterima pihak Desa,” kata Aidi.

Pihaknya berharap kebun ini dapat berhasil dan bisa dimanfaatkan oleh masyarakat dan ia berharap dinas dapat memfasilitasi sampai ke BPDP-KS untuk penganti bibit dan kawat kontak  kejut untuk mengatasi gangguan gajah liar.

Ia mengatakan mengenai adanya lahan yang rusak dan di makan gajah  pihak koperasi sedang melakukan pendataan berapa luas yang di makan gajah  dalam waktu dekat akan di laporkan ke  pihak dinas  dan BPDP -KS secara tulisan.

“Kita siap menanam kembali terkait tanaman yang dirusak oleh gajah tersebut jika ada pengantian bibit,” kata Aidi Akhyar

Sementara itu Ketua Koperasi Sama Mangat  Sudirman yang juga salah satu Koperasi yang mengerjakan Replanting salah satunya di Alue Meuraksa Kecamatan Teunom menyampaikan kalau pihaknya saat ini juga masih melakukan pengerjaan penanaman lahan replanting tersebut.

“Kita belum habis kontrak, habis kontrak pada akhir tahun 2021 nanti, karena dana tersebut kemarin ditransfer untuk kita pada Januari 2020 lalu hingga saat ini masih kita kerjakan,” kata Sudirman.

 Sudirman menjelaskan kalau progres awal pada saat pekerjaan sudah 60 persen, namun sekitar 8 bulan yang lalu tanaman yang telah dikerjakan diserang hama gajah sebanyak 9 kali.

 

“Gajah sampai 40 ekor disana, kalau memang dimakan landak, hama babi memang itu sudah menjadi tanggung jawab koperasi namun kalau hama gajah dalam ketentuan sudah dianggap bencana,” kata Sudirman

“Ini kita kontrak masih ada, dana masih ada kita tetap berkomitmen mengerjakannya kembali, kecuali uang sudah habis, kontrak sudah habis baru kita tidak bisa bicara apa-apa lagi,” kata Sudirman.

Pewarta: Arif Hidayat

Editor : M Ifdhal


COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2021