Senator DPD RI asal Aceh HM Fadhil Rahmi mengangkat enam pelajar di Pulo (Pulau) Aceh Kabupaten Aceh Besar menjadi anak asuh dirinya, untuk diberikan pendidikan keagamaan di dayah (pesantren) terbaik hingga ke Timur Tengah.
"Saya memenuhi janji untuk menjadi orangtua asuh terhadap enam orang putra putri asal Pulo Aceh yang ingin menuntut ilmu di dayah-dayah terbaik di Aceh," kata HM Fadhil Rahmi, di Banda Aceh, Minggu.
Fadhil berjanji akan memenuhi kebutuhan para pelajar tersebut di dayah-dayah mulai dari saat pendaftaran hingga selesai nantinya.
Jika nanti memenuhi kriteria, kata Fadhil, dirinya bakal membantu pendidikan tinggi hingga ke Timur Tengah. Dengan catatan, setiap tahunnya dievaluasi dan memenuhi kriteria yang ditetapkan.
Beberapa anak Pulo Aceh yang menjadi anak asuh Fadhil Rahmi tersebut antara lain Ahmad Hirzi Reza yang kini menjadi santri di Dayah Alfauzul Kabir, Fina Maulina tercatat sebagai santriwati Dayah Babun Najah, Salsabila sebagai santriwati Dayah Riadhusshalihin.
Kemudian, Maulidan yang saat ini sebagai santri Dayah Mulia di Blang Bintang. Febri Lasmana yang kini tercatat sebagai santri Dayah Babul Maghfirah dan Mutiara tercatat sebagai santriwati Pondok Tahfiz Bogor.
Fadhil menegaskan, posisi dirinya sebagai pendorong atau membantu orang tua para siswa tersebut, dan hal terpentingnya adalah motivasi, kemauan dan semangat meraih masa depan.
“Harapan saya cuma satu, nanti suatu saat ketika siswa kembali ke Pulo Aceh, maka berkontribusi dan mengabdi di sana. Ada tanggungjawab moral yang saya titip kepada mereka," ujar pria yang akrab di sapa Syech Fadhil itu.
Meski bertindak sebagai orang tua asuh, lanjut Syech Fadhil, dalam hal pemantauan dan pengawasan para santri itu tetap dilakukan dengan bekerjasama dengan Kafalah IKAT (Ikatan Alumni Timur Tengah) serta SahaRA (Lembaga Sahabat Rakyat Aceh) yang selama ini fokus pada kegiatan sosial kemasyarakatan di Aceh.
“Nanti yang akan mengawasi serta memantau perkembangan adalah Kafalah IKAT dan SahaRA. Saya juga akan mengunjungi satu persatu jika ada kesempatan dan berada di Aceh,” kata Syech Fadhil.
Sementara itu, tokoh muda Pulo Aceh, Muhajir menambahkan bahwa semua ini merupakan tindaklanjut dari komitmen Syech Fadhil saat berkunjung ke Pulo Aceh beberapa waktu lalu.
Dimana, kata dia, Syeh Fadhil berkomitmen membantu siapapun anak dari Pulo Aceh yang ingin melanjutkan pendidikan ke dayah untuk tingkat SMP dan SMA. Informasi tadi disebarkan ke seluruh Pulo Aceh hingga beberapa bulan lamanya dan beberapa kali tempo waktu diperpanjang.
“Sayangnya, yang mendaftar hanya enam orang. Ini yang akan dibantu hingga selesai pendidikan nantinya. Tentunya akan ada evaluasi setiap tahunnya,” kata Muhajir.
Untuk diketahui, Syech Fadhil sendiri saat ini memiliki sekitar 20 anak asuh yang tersebar di sejumlah dayah yang ada di Aceh dan Sumatera Utara. Aktivitas ini dimulai sejak 2013 atau jauh hari sebelum menjadi anggota DPD RI asal Aceh.
Pendidikan dan perkembangan mereka dipantau oleh Kafalah IKAT Aceh dan SahaRA.Para santri yang dibantu adalah mereka yang berasal dari daerah-daerah pedalaman Aceh serta dari keluarga kurang mampu.
COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2021
"Saya memenuhi janji untuk menjadi orangtua asuh terhadap enam orang putra putri asal Pulo Aceh yang ingin menuntut ilmu di dayah-dayah terbaik di Aceh," kata HM Fadhil Rahmi, di Banda Aceh, Minggu.
Fadhil berjanji akan memenuhi kebutuhan para pelajar tersebut di dayah-dayah mulai dari saat pendaftaran hingga selesai nantinya.
Jika nanti memenuhi kriteria, kata Fadhil, dirinya bakal membantu pendidikan tinggi hingga ke Timur Tengah. Dengan catatan, setiap tahunnya dievaluasi dan memenuhi kriteria yang ditetapkan.
Beberapa anak Pulo Aceh yang menjadi anak asuh Fadhil Rahmi tersebut antara lain Ahmad Hirzi Reza yang kini menjadi santri di Dayah Alfauzul Kabir, Fina Maulina tercatat sebagai santriwati Dayah Babun Najah, Salsabila sebagai santriwati Dayah Riadhusshalihin.
Kemudian, Maulidan yang saat ini sebagai santri Dayah Mulia di Blang Bintang. Febri Lasmana yang kini tercatat sebagai santri Dayah Babul Maghfirah dan Mutiara tercatat sebagai santriwati Pondok Tahfiz Bogor.
Fadhil menegaskan, posisi dirinya sebagai pendorong atau membantu orang tua para siswa tersebut, dan hal terpentingnya adalah motivasi, kemauan dan semangat meraih masa depan.
“Harapan saya cuma satu, nanti suatu saat ketika siswa kembali ke Pulo Aceh, maka berkontribusi dan mengabdi di sana. Ada tanggungjawab moral yang saya titip kepada mereka," ujar pria yang akrab di sapa Syech Fadhil itu.
Meski bertindak sebagai orang tua asuh, lanjut Syech Fadhil, dalam hal pemantauan dan pengawasan para santri itu tetap dilakukan dengan bekerjasama dengan Kafalah IKAT (Ikatan Alumni Timur Tengah) serta SahaRA (Lembaga Sahabat Rakyat Aceh) yang selama ini fokus pada kegiatan sosial kemasyarakatan di Aceh.
“Nanti yang akan mengawasi serta memantau perkembangan adalah Kafalah IKAT dan SahaRA. Saya juga akan mengunjungi satu persatu jika ada kesempatan dan berada di Aceh,” kata Syech Fadhil.
Sementara itu, tokoh muda Pulo Aceh, Muhajir menambahkan bahwa semua ini merupakan tindaklanjut dari komitmen Syech Fadhil saat berkunjung ke Pulo Aceh beberapa waktu lalu.
Dimana, kata dia, Syeh Fadhil berkomitmen membantu siapapun anak dari Pulo Aceh yang ingin melanjutkan pendidikan ke dayah untuk tingkat SMP dan SMA. Informasi tadi disebarkan ke seluruh Pulo Aceh hingga beberapa bulan lamanya dan beberapa kali tempo waktu diperpanjang.
“Sayangnya, yang mendaftar hanya enam orang. Ini yang akan dibantu hingga selesai pendidikan nantinya. Tentunya akan ada evaluasi setiap tahunnya,” kata Muhajir.
Untuk diketahui, Syech Fadhil sendiri saat ini memiliki sekitar 20 anak asuh yang tersebar di sejumlah dayah yang ada di Aceh dan Sumatera Utara. Aktivitas ini dimulai sejak 2013 atau jauh hari sebelum menjadi anggota DPD RI asal Aceh.
Pendidikan dan perkembangan mereka dipantau oleh Kafalah IKAT Aceh dan SahaRA.Para santri yang dibantu adalah mereka yang berasal dari daerah-daerah pedalaman Aceh serta dari keluarga kurang mampu.
COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2021