Meulaboh (ANTARA Aceh) - Beberapa masyarakat di Kabupaten Aceh Barat, Provinsi Aceh, menyumbangkan emas kepada warga korban tsunami untuk menggantikan bantuan Negara Australia yang pernah diberikan pascatsunami 2004

"Kami tidak bergerak atas perwakilan mahasiswa, tapi ini adalah panggilan hati kami sebagai masyarakat Aceh membantu saudara-saudara yang terkena bencana tsunami," kata Maulida salah seorang warga di Meulaboh, Rabu.

Pemberian emas perhiasan serta surat kepada korban tsunami yang sedang menggalang koin tersebut berlangsung di posko induk pengalangan koin untuk Australia di Jalan Nasional, Meulaboh.

Ungkap Maulida, sebagai masyarakat dirinya cukup merasa tersinggung dan sakit hati atas pernyataan resmi Perdana Menteri Australia Tonny Abbot yang mengungkit bantuan yang pernah diberikan untuk korban tsunami saat itu.

Maulida yang didampinggi rekan sejawatnya, Pipit Isnawati kepada sejumlah awak media di Meulaboh menjelaskan, bahwa mereka juga akan ikut membantu masyarakat korban tsunami mengalang koin untuk mengembalikan bantuan negeri Kangguru senilai Rp13 triliun.

"Kita kecewa begini ya, sampa sangka mereka ternyata tidak iklas dengan apa yang sudah diberikan sehingga diungkit-ungkit lagi padahal sudah 10 tahun lamanya," imbuhnya.

Sementara itu, koordinator posko penggalangan koin untuk Australia Rahmad Ojer menambahkan, bahwa untuk besaran yang disumbangkan warga Aceh ini tidak dapat disebutkan berapa jumlahnya.

"Nanti kalau sudah terkumupul dan kita serahkan kepada Dubes Australia di Indonesia baru kita umumkan, sumbangan yang kita terima berupa uang recehan, koin bahkan emas, jika perlu pakaian bekas produk Australia kalau adapun kita tampung," tegasnya.

Rahmad menjelaskan, aksi tersebut akan tersebut akan terus dilanjutkan sampai eksekusi terpidana mati dua orang WNA Australia dalam kasus Bali Nine dilaksanakan oleh pemerintah karena yang dilakukan mereka adalah merusak bangsa Indonesia.

Masyarakat korban tsunami menilai sikpa PM Australia Tonny Abbot kekanak-kanakan karena mengungkit apa yang sudah diberikan negara mereka untuk bantuan rehab rekons pascatsunami 2004 di provinsi ujung barat Indonesia itu.

"Kalau sudah dilakukan eksekusi mati dua WNA Australia barulah aksi kami hentikan, kalau memang uangnya juga belum cukup maka akan dicari cara lain untuk menutupi kekurangannya," katanya menambahkan.

Pewarta:

Uploader : Salahuddin Wahid


COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2015