Presiden Joko Widodo (Jokowi) meminta jajaran pemerintah daerah mengedepankan penggunaan fasilitas isolasi terpusat (isoter) bagi pasien COVID-19 karena menjadi kunci untuk mengurangi kasus penularan dan kematian akibat virus corona.
Hal itu disampaikan Presiden Jokowi dalam video pengarahan kepada Forum Komunikasi Pimpinan Daerah Provinsi Jawa Timur, yang ditayangkan Sekretariat Presiden, Jumat, dipantau dari Jakarta.
“Isolasi terpusat itu betul-betul menjadi kunci baik untuk (menekan) penyebaran juga untuk menekan angka kematian. (Karena) saat dibawa ke rumah sakit kondisinya (pasien) sudah berat, ini hati-hati. Kunci-kunci seperti ini, semua bupati, wali kota harus tahu. Dandim, Kapolres harus tahu. Pangdam, Kapolda, Gubernur semuanya harus mengerti secara detail,” ujar Presiden Jokowi.
Baca juga: Humas RSUZA sebut tidak ada pasien COVID-19 kabur saat isolasi
Presiden menyoroti tingginya angka kematian pasien COVID-19 di Jatim yakni hingga 7,1 persen. Menurut dia, ada dua hal yang menyebabkan tingkat kematian pasien COVID-19 di Jatim cukup besar.
Pertama pasien COVID-19 yang menjalani isolasi mandiri tidak segera masuk ke fasilitas isolasi terpusat ketika gejalanya memburuk.
“Sehingga selalu dibawa ke rumah sakit sudah pada posisi terlambat. Saturasinya sudah turun baru dibawa ke rumah sakit, terlambat. Yang banyak di situ,” ujarnya.
Baca juga: Cara pintar isolasi mandiri COVID-19 agar cepat pulih
Penyebab kedua adalah pasien COVID-19 yang meninggal memiliki penyakit penyerta atau komorbid.
Oleh karena itu, Presiden mendorong seluruh pimpinan daerah, baik itu bupati, wali kota, gubernur, komandan kodim (Dandim), kepala polres (Kapolres), hingga panglima kodam (Pangdam) dan kepala polda (Kapolda) di setiap daerah untuk mengetahui secara detail kondisi pandemi COVID-19 di wilayahnya.
“Kita sekarang tidak bisa kerja lagi (secara) makro tidak bisa. Kerja ya duduk di kantor ya tidak bisa. Posisi seperti ini yang dibutuhkan adalah kepemimpinan lapangan. Bapak, Ibu semuanya harus tahu isi oksigen kota saya, kabupaten saya habis berapa minggu lagi misalnya. Obat-obatan yang tidak siap apa, harus tahu secara harian. Jangan sampai itu habis atau terlambat,” jelas Presiden Jokowi.
COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2021